Orang Terkaya Thailand Ditunjuk untuk Bangun Kereta Cepat

BANGKOK, iNews.id - Pemerintah Thailand resmi menunjuk konsorsium swasta yang dipimpin Charoen Pokphand Group untuk membangun kereta cepat. Moda transportasi massal itu akan menghubungkan tiga bandara besar di Negara Gajah Putih tersebut.

Dikutip dari Reuters, Rabu (15/5/2019), Charoen Pokphand menggandeng 12 perusahaan lainnya untuk membangun megaproyek senilai 6,8 miliar dolar AS atau setara Rp95 triliun itu. Konsorsium tersebut dipilih langsung oleh komite yang dipimpin langsung Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan Ocha.

Proyek yang menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) itu masuk dalam program Eastern Economic Corridor Policy (EEC). Adapun proses lelang untuk proyek tersebut sudah digelar sejak tahun lalu.

"Proposal proyek akan dikirim untuk dimintakan persetujuan kabinet pada 28 Mei," kata Sekretaris Jenderal EEC, Kanit Sangsubhan.

Keluarga Terkaya di Thailand Beli Majalah Fortune Rp2,2 T Secara Tunai

Dalam proposal tersebut, kereta cepat itu akan menghubungkan Bandara Internasional Suvanarbhumi dengan dua bandara, yaitu Don Muang dan U-Tapao. Proses pembangunan ditarget memakan waktu lima tahun dan konsorsium mendapat konsesi selama 45 tahun.

EEC merupakan program yang diinisiasi pemerintah Thailand untuk mendongrak investasi di sektor industri berteknologi tinggi. Program ini berisikan sejumlah proyek senilai 45 miliar dolar AS.

Charoen Pokphand Group merupakan konglomerasi yang dimiliki oleh orang terkaya di Thailand, Dhanin Chearavanont. Pria tersebut ditaksir memiliki kekayaan 16,5 miliar dolar AS atau lebih dari Rp230 triliun.

Lini bisnis Charoen Pokphand sebenarnya bergerak di sektor perunggasan, sehingga mereka tidak berpengalaman membangun infrastruktur, apalagi kereta cepat. Namun, perusahaan itu menggandeng sejumlah perusahaan asing seperti CITIC Group (China), China Railway Construction, Hyundai (Korsel), Siemens (Jerman), hingga Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

Editor : Rahmat Fiansyah

Let's block ads! (Why?)