Modi Dilantik untuk Masa Jabatan Kedua sebagai PM India, Tak Undang PM Pakistan

NEW DELHI, iNews.id - Narendra Modi dilantik dan diambil sumpahnya untuk masa jabatan kedua sebagai perdana menteri India dalam sebuah upacara yang gemerlap di Istana Kepresidenan, New Delhi, Kamis (30/5).

Kemenangannya yang luar biasa besar dalam pemilihan umum belum lama ini memastikan kedudukannya sebagai pemimpin terkuat India dalam puluhan tahun.

Dilaporkan Associated Press, Jumat (31/5/2019), di antara 8.000 undangan yang duduk di halaman depan istana yang luas, terdapat para pemimpin delapan negara umumnya di Asia seperti Bangladesh, Bhutan, Nepal, Sri Lanka, dan Myanmar.

Kehadiran mereka menggarisbawahi prioritas Modi yang memfokuskan perhatian pada jiran India sementara China membuka jalan masuk ke sana.

Namun, Modi tidak mengundang pemimpin Pakistan untuk hadir dalam acara itu. Setelah operasi militer demi kepentingan nasional, India tidak mengundang Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, menyimpang dari lima tahun lalu ketika di antara undangan terdapat Perdana Menteri Nawaz Sharif.

Analis menafsirkannya sebagai tidak ada kemungkinan kedua negara yang berseteru itu segera melakukan pembicaraan damai. Hubungan antara keduanya memanas menyusul serangan bunuh diri di Kashmir wilayah India pada Februari lalu yang membawa kedua negara ke arah jurang konflik.

"Pemerintah kami akan melakukan segalanya untuk mempertahankan persatuan dan integritas. Keamanan nasional adalah prioritas," kata Modi, setelah memberi penghormatan pada Tugu Perang yang baru diresmikan pada Kamis pagi sebelum dia mengambil sumpah jabatan.

Pria berusia 68 tahun itu memimpin partainya Bharatiya Janata menuju kemenangan yang jauh lebih besar daripada 2014 lalu. Sebaga putra penjual teh, dia sering mendapat perhatian karena asalnya yang sederhana.

Masa jabatan kedua Modi ini juga akan disorot terkait apakah pemerintahannya dapat memulihkan kepercayaan di kalangan masyarakat minoritas seperti Muslim.

Pada masa jabatannya pertama, terjadi perlonjakan dalam kejahatan kebencian terhadap masyarakat Muslim India.

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)