Minta Para Istri Lahirkan Minimal 3 Anak, Mantan Menteri di Jepang Dikecam

TOKYO, iNews.id - Mantan menteri Olimpiade yang kini menjadi anggota parlemen dari Partai Liberal Demokratik (LDP) Jepang, Yoshitaka Sakurada, dikecam terkait pernyataannya yang meminta para ibu untuk melahirkan sedikitnya tiga anak.

Pernyataan itu disampaikan Sakurada saat menyampaikan pidato di acara partai di Prefektur Chiba, Rabu (29/5/2019). Menurut dia, Jepang menghadapi masalah demografi dengan anjloknya populasi. Karena itu, dia mengajak para audiens, kebanyakan kalangan lanjut usia, untuk membujuk anak dan cucu mereka agar melahirkan setidaknya tiga anak.

Tak hanya itu, dia juga menyindir para perempuan Jepang yang memilih hidup jomblo.

"Sayangnya, ada kecenderungan meningkatnya jumlah perempuan yang merasa puas dengan hidup melajang," kata dia, dikutip dari Japan Times, Sabtu (1/6/2019).

Pernyataan Sakurada itu langsung menuai kecaman dari banyak kalangan. Umumnya mereka menganggap Sakurada tidak peka.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam, Sakurada mengaku tidak berniat menyakiti perasaan siapa pun.

"Saya hanya ingin menyampaikan pentingnya menciptakan lingkungan di mana orang yang ingin memiliki anak serta dapat melahirkan dan membesarkan mereka dengan mudah dan dengan rasa aman," ujarnya.

Pernyataannya ini mengingatkan kasus serupa yang dilakukan rekan separtai Sakudara, Kanji Kato, pada tahun lalu. Kato bercerita, dia sering memberi tahu pasangan pengantin di acara resepsi pernikahan bahwa mereka harus membesarkan setidaknya tiga anak.

Kato pun dipaksa untuk meminta maaf dan menarik kembali ucapannya itu.

Sementara itu, bagi Sakurada ini merupakan komentar kontroversial kedua yang disampaikan dalam sebulan terakhir. Bulan lalu dia menjadi sorotan media setelah menyebut bahwa mengumpulkan dana untuk temannya sesama partai LDP, Hinako Takahashi, lebih penting dari rekonstruksi gempa bumi dahsyat pada 2011 yang terjadi di Tohoku. Akibat pernyataan itu pula dia mengundurkan diri sebagai menteri Olimpiade.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)