Raja Salman Desak Negara-Negara Teluk Segera Tangani Ulah 'Kriminal' Iran

RIYADH, iNews.id - Raja Arab Saudi, Raja Salman menyerukan kepada negara-negara Teluk untuk menghadapi tindakan Iran yang dianggap 'kriminal'.

Hal itu Raja Salman sampaikan saat pertemuan puncak darurat negara Teluk di kota suci Mekah. Pernyataan itu muncul sehari setelah Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Bolton mengatakan Iran hampir pasti menjadi dalang di balik sabotase atas empat kapal, termasuk dua kapal tanker minyak Saudi, di lepas pantai Uni Emirat Arab pada bulan ini.

Namun Iran membantah tuduhan itu.

Sementara itu, pemberontak Yaman yang berpihak pada Iran meningkatkan serangan pesawat tak berawak ke wilayah kerajaan -salah satunya mengakibatkan penghentian sementara operasi pipa minyak utama.

"Campur tangan rezim Iran dalam urusan internal negara-negara di kawasan itu, pengembangan program nuklir dan rudal, dan ancamannya terhadap kebebasan pengiriman (minyak) internasional adalah ancaman bagi pasokan minyak global," kata raja Saudi itu, dalam pertemuan para pemimpin Teluk Arab di Mekah, seperti dikutip AFP, Jumat (31/5/2019).

"Tindakan kriminal baru-baru ini mengharuskan kita semua bekerja serius untuk menjaga keamanan negara-negara GCC (Dewan Kerjasama Teluk)," ujar raja menambahkan, merujuk pada serangan terhadap instalasi minyak Teluk.

Arab Saudi, sekutu setia AS, menjadi tuan rumah bagi para pemimpin dari seluruh dunia Arab dan negara Muslim dalam pertemuan darurat Teluk dan Arab, serta pertemuan para kepala negara dari negara-negara Islam.

Perdana menteri Qatar, emir Kuwait, dan putra mahkota Abu Dhabi menjadi salah satu di antara para pemimpin yang hadir dalam pembicaraan itu, yang juga dihadiri oleh penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Saudi menyerukan pembicaraan untuk membahas kebuntuan terkait Iran dan cara-cara mengisolasi negara itu di tengah kekhawatiran konfrontasi militer.

Menjelang perundingan, Saudi mengecam apa yang disebut "campur tangan" Iran di seluruh wilayah dan menuntut ketegasan atas serangan terhadap kapal tanker dan pipa minyak Teluk.

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)