Melemah, Kurs Rupiah Sesi Pagi Kembali Dekati Level Rp14.000

JAKARTA, iNews.id - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di pasar spot. Pada perdagangan Senin (4/2/2019), rupiah kembali mendekati level Rp14.000 per dolar AS.

Data Bloomberg pukul 10:25 WIB menunjukkan, rupiah berada di Rp13.965 per dolar AS, melemah 17 poin atau 0,13 persen dibandingkan posisi penutupan sebelumnya di Rp13.947 per dolar AS.

Rupiah langsung dibuka melemah di Rp13.950 meski sejauh ini mencoba menekan balik dolar AS. Meski turun, rupiah masih terapresiasi 2,95 persen terhadap greenback sejak awal 2019.

Data Reuters pukul 10:31 WIB juga menunjukkan, rupiah melemah ke Rp13.985 per dolar AS. Mata uang Garuda sejauh ini bergerak dalam rentang Rp13.945-143.945 per dolar AS.

Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia Senin 4 Februari 2019, rupiah menguat 2 poin menjadi Rp13.976 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp13.978 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah hari ini berpeluang melanjutkan penguatan memanfaatkan stabilnya dolar AS.

"Dolar diperkirakan bergerak terbatas terhadap hampir seluruh mata uang dunia. Stabilnya dolar ditopang oleh bervariasinya sentimen yang terjadi," ujar Ahmad.

Kemungkinan bertemunya Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping membahas permasalahan perdagangan kedua negara dalam waktu dekat, diperkirakan akan menurunkan permintaan dolar sebagai aset "safe haven".

Sementara itu pelemahan kinerja manufaktur China di Januari diperkirakan masih akan membatasi penurunan permintaan dolar. Tercatat Purchasing Manager Index Caixin Januari mengalami kontraksi menjadi 48,3 dibandingkan Desember 49,7.

Dari dalam negeri, rupiah kemungkinan masih akan melanjutkan penguatan terhadap dolar pascarilis data inflasi Januari yang lebih rendah dibandingkan prediksi analis sebelumnya. Tercatat inflasi Januari hanya sebesar 2,82 persen dibandingkan Desember sebesar 3,13 persen.

"Rendahnya inflasi menjadi katalis positif bagi ekonomi dalam negeri dalam menjaga stabilitas pertumbuhan domestik," ujar Ahmad.

Editor : Rahmat Fiansyah

Let's block ads! (Why?)