IHSG Naik Hampir 1 Persen, Kurs Rupiah Melemah ke Rp14.112

JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melaju positif pada akhir sesi I perdagangan, Jumat (1/3/2019) dengan naik 55,63 poin atau 0,86 persen ke 6.498,98.

Dari 491 saham yang diperdagangkan, 245 di antaranya menguat, 149 melemah dan 97 stagnan. Frekuensi perdagangan tercatat 212.277 kali dengan nilai transaksi Rp3,70 triliun dan 7,13 miliar lembar saham diperjualbelikan.

10 indeks sektoral penggerak IHSG seluruhnya melaju positif dengan aneka industri memimpin penguatan atau naik 2,25 persen. Investor melanjutkan aksi jualnya dengan membukukan net sell Rp165,27 miliar.

Di pasar reguler, asing mencatatkan net sell Rp150,97 miliar, sementara negosiasi dan tunai Rp14,31 miliar.

Adapun saham yang masuk daftar top gainers, yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik Rp125 atau 1,42 persen ke Rp8.925, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik Rp75 atau 1,06 persen ke Rp7.150, PT Astra International Tbk (ASII) naik Rp200 atau 2,80 persen ke Rp7.350 dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik Rp40 atau 1,04 persen ke Rp3.900.

Sementara, saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers, yakni PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) turun Rp125 atau 0,65 persen ke Rp19.100, PT Bank Danamon Tbk (BDMN) turun Rp500 atau 5,87 persen ke Rp8.025, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun Rp50 atau 0,90 persen ke Rp5.500 dan PT Barito Pacific Tbk (BPRT) turun Rp40 atau 1,33 persen ke Rp2.960.

Sedangkan kurs rupiah di pasar spot pada sesi siang memangkas pelemahan terhadap dolar AS. Data Bloomberg menunjukkan, rupiah terdepresiasi 43 poin atau 0,31 persen menjadi Rp14.112 per dolar AS dari sesi terakhir sebelumnya Rp14.069 per dolar AS.

Yahoo Finance mencatat, rupiah melemah 54 poin atau 0,38 persen menjadi Rp14.114 per dolar AS dari posisi terakhir kemarin Rp14.060 per dolar AS. Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah melemah 49 poin menjadi Rp14.111 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.062 per dolar AS.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)