IHSG Jelang Akhir Pekan Dibuka Berbalik Menguat

JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menguat pada perdagangan, Jumat (1/3/2019) pagi yang di sesi terakhir jatuh ke zona merah. Saat preopening, indeks melaju ke 6.468,62.

Pada pembukaan perdagangan, indeks menambah poin penguatan menjadi 6.470,00 dan sekitar pukul 09.33 WIB bergerak ke 6.470,98 atau naik 27,63 poin (0,42 persen) dari sesi terakhir kemarin. Dari 399 saham yang diperdagangkan, 183 di antaranya menguat, 110 melemah dan 106 stagnan. Frekuensi perdagangan tercatat 74.058 kali dengan nilai transaksi Rp1,41 triliun dan 2,07 miliar lembar saham diperjualbelikan.

10 indeks sektoral penggerak IHSG seluruhnya melaju positif dengan aneka industri memimpin penguatan atau naik 1,65 persen. Meski indeks menghijau, investor asing pada perdagangan pagi melakukan aksi beli bersih (net sell) Rp739,24 miliar.

Adapun saham yang masuk daftar top gainers, yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik Rp525 atau 1,08 persen ke Rp49.200, PT Semen Indonesia (Perseo) Tbk (SMGR) naik Rp325 atau 2,57 persen ke Rp12.975, PT Astra International Tbk (ASII) naik Rp175 atau 2,45 persen ke Rp7.325 dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik Rp50 atau 1,30 persen ke Rp3.910.

Sementara, saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers, yakni PT Bank Danamon Tbk (BDMN) turun Rp375 atau 4,40 persen ke Rp8.150, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) turun Rp30 atau 1,00 persen ke Rp2.970, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) turun Rp30 atau 1,84 persen ke Rp1.600 dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun Rp10 atau 1,06 persen ke Rp930.

Bursa saham-saham sementara itu diperdagangkan variatif. Pasar saham China daratan bergerak hati-hati dengan indeks komposit Shanghai sedikit lebih rendah, sedangkan indeks komposit Shenzhen naik. Adapun Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,32 persen.

Selanjutnya, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,89 persen dan indeks Topix bertambah 0,39 persen. Di Australia, ASX 200 naik 0,53 persen, sementara indeks Topix Korea Selatan merosot.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)