IHSG Berakhir Turun Tipis ke 6.536

JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga akhir perdagangan, Kamis (7/2/2019) dengan turun 11,41 poin atau 0,17 persen ke 6.536,45.

Dari 546 saham yang diperdagangkan, 199 di antaranya menguat, 226 melemah dan 121 stagnan. Frekuensi perdagangan tercatat 484.210 kali dengan nilai transaksi Rp9,02 triliun dan 16,64 miliar lembar saham diperjualbelikan.

10 indeks sektoral penggerak IHSG mayoritas melemah, sementara tiga di antaranya mencatatkan penguatan. Sektor infrastruktur memimpin penguatan dengan naik 0,23 persen.

Kontributor utama yang menahan indeks tetap di zona merahnya, yakni sektor perkebunan yang turun 0,93 persen dan industri dasar 0,84 persen. Meski indeks memerah, investor asing menutup perdagangan dengan aksi beli bersih (net buy) Rp372,84 miliar. Di pasar reguler asing membukukan net buy Rp289,12 miliar, sementara untuk negosiasi dan tunai tercatat Rp83,68 miliar.

Adapun saham yang masuk daftar top gainers, yaitu PT Indosat Tbk (ISAT) naik Rp190 atau 1,14 persen ke Rp3.490, PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) naik Rp65 atau 3,71 persen ke Rp1.815, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) naik Rp25 atau 3,05 persen ke Rp845 dan PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) naik Rp40 atau 5,71 persen ke Rp740.

Sementara, saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers, yakni PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) turun Rp200 atau 2,50 persen ke Rp7.800, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun Rp120 atau 3,02 persen ke Rp3.860 PT JAPFA Tbk (JPFA) turun Rp160 atau 5,37 persen ke Rp2.820 dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun Rp70 atau 2,77 persen ke Rp2.460.

Bursa saham-saham di Asia sementara itu berakhir variatif karena investor menanti pembicaraan dagang lanjutan antara AS-China. Indeks Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,59 persen menjadi 20.751,28 sementara indeks Topix turun 0,83 persen ke 1.569,03.

Indeks ASX 200 Australia naik 1,1 persen menjadi 6.092,50, sementara indeks Kospi Korea Selatan ditutup bergerak datar di 2.203,42.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)