Sesi Pagi, Dolar AS Tekan Rupiah ke Rp14.369 per Dolar AS

JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah di pasar spot pada perdagangan, Jumat (10/5/2019) pagi bergerak dua arah cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda terpantau masih stabil di level psikologis Rp14.300 per dolar AS.

Data Bloomberg pukul 10.20 WIB menunjukkan, rupiah melemah 9 poin atau 0,06 persen menjadi Rp14.369 per dolar AS dari posisi terakhir kemarin Rp14.360 per dolar AS. Laju pergerakan harian tercatat Rp14.335-14.370 per dolar AS dengan level pembukaan di Rp14.335 per dolar AS.

Yahoo Finance mencatat, rupiah terdepresiasi 15 poin atau 0,10 persen menjadi Rp14.360 per dolar AS dari sesi terakhir sebelumnya Rp14.345 per dolar AS. Saat dibuka, rupiah diperdagangkan di Rp14.335 per dolar AS dengan rentang pergerakan harian Rp14.320-14.365 per dolar AS.

Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah melemah 9 poin menjadi Rp14.347 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.338 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.290-14.440 per dolar AS. Pergerakan rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS.

Dia menyatakan, pasar masih mewaspadai hasil negosiasi dagang AS dan China hari ini dan juga realisasi ancaman AS untuk menaikkan bea impor barang China hari Jumat waktu AS yang bisa memanaskan negosiasi.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pun telah bergerak menembus ke atas kisaran resistance Rp14.340 per dolar AS yang artinya momentum pelemahan rupiah terhadap dolar AS cukup kuat.

Hari ini juga ada data dalam negeri yang ditunggu pasar yaitu data Current Account Indonesia periode kuartal I-2019. Menurut dia, jika data ini dirilis saat jam buka pasar, tentu akan memengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Bila angka CAD masih negatif di atas 5 miliar AS bisa jadi faktor tekanan untuk rupiah.

"Potensi pergerakan USDIDR Rp14.290-14.440," ujarnya kepada iNews.id, Jumat (10/5/2019).

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)