Indonesia Jajaki Kemungkinan Gelar F1 di Sirkuit Mandalika

BOGOR, iNews.id - Pemerintah Indonesia tampaknya ingin memaksimalkan Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah. Setelah sirkuit tersebut dipersiapkan untuk MotoGP 2021, pemerintah juga turut menjajaki penyelenggaraan Formula 1 di sirkuit tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansore dan Erick Thohir di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/5/2019), seusai bertemu Presiden Joko Widodo.

“Kami dari ITDC akan menyelenggarakan MotoGP di tahun 2021 di Mandalika. Bapak Presiden menyampaikan bahwa akan lebih efisien lagi atau akan lebih baik lagi bagi country branding Indonesia, jika juga mempunyai balap mobil F1 yang merupakan balap mobil terkemuka di dunia,” tuturnya.

Abdulbar pun menegaskan ITDC siap menjalankan program pemerintah untu menjadikan sirkuit Mandalika sebagai ikon Indonesia yang menggelar dua ajang balap berkelas dunia.

“Kami siap mendukung program pemerintah dan kami akan segera menindaklanjuti arahan Bapak Presiden untuk melihat kemungkinan F1 dapat diselenggarakan di Sirkuit Mandalika,” katanya.

Sementara itu menurut Erick, arahan presiden untuk menggelar balapan F1 karena sirkuit Mandalika akan terasa lebih bermanfaat jika tak hanya untuk menggelar MotoGP saja.

“Kita melihat track yang sedang dibangun di Mandalika ini juga bisa dimanfaatkan untuk arena balapan mobil di mana tidak ada pemborosan. F1 bisa atau pun kendaraan balap mobil yang lain,” ujarnya.

Erick pun menegaskan Indonesia sangat berpeluang untuk itu. Apalagi, jika dia melihat jika F1 bisa dilaksanakan maka akan menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan sektor pariwisata.

“Kita melihat opportunity ini tidak hanya sebagai penyelenggara, tetapi bagaimana juga kita kaitkan dengan investasi ke depan, investasi tourism. Kita tahu Indonesia tidak hanya menjajaki halal tourism, tapi juga menjajaki agar tidak kalah bersaing dengan negara-negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia dalam menjual sport tourism ataupun kebudayaan,” tuturnya.

Editor : Haryo Jati Waseso

TAG :

Let's block ads! (Why?)