Cabut Izin Terbang Pilot Vincent Raditya, Menhub: Saya Ingin Tetap Profesional

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencabut izin terbang pilot sekaligus Youtuber Vincent Raditya untuk pesawat single engine. Pasalnya, video dia yang mengerjai Limbad telah tersebar di dunia maya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, keputusan tersebut telah melalui mekanisme yang profesional. Pasalnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub menilai Vincent telah melanggar beberapa ketentuan.

"Saya ingin semua itu tetap profesional. By law apa yang dilakukan benar, tapi mas Vincent yang sudah ketemu saya minggu lalu, dia ini kan followers-nya banyak jadi ada rasa iba sama dia," ujarnya di Grab Excellence Center, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Dia memastikan kepada semua penggemar Youtuber kondang ini tidak akan melakukan keputusan yang semena-mena. Namun selaku regulator, Kemenhub memiliki tanggung jawab untuk menegakkan aturan yang berlaku tanpa pandang bulu.

"Saya sampaikan pada followers, kita tidak akan melakukan tindakan yang semena-mena. Kita cari jalan keluar, yang penting bahwa rule harus ditegakkan," kata dia.

Menurut dia, YouTuber seperti Vincent justru harus dirangkul bukan dimusuhi. Pasalnya, orang yang memiliki kemampuan kreatif tentu memiliki potensi yang bisa digali.

"Kita ingin orang-orang yang baik seperti Vincent ini harus kita rangkul. Vincent memiliki kemampuan komunikasi yang sangat bagus, bisa jadi dia jadi jubirnya Dirjen Udara nanti," ucapnya.

Oleh karenanya, dia meminta para penggemar pilot maskapai Batik Air ini untuk tidak terlalu terbawa perasaan dengan keputusan yang diambil pemerintah. "Jadi yang enteng-enteng sajalah, tidak ada yang serius di situ. Saya minggu lalu malah nge-vlog sama dia, it's okay. Ini orang kreatif ya, orang kreatif harus dirangkul," tutur dia.

Berdasarkan keterangan resmi Kemenhub, pelanggaran yang dinilai telah dilakukan Vincent salah satunya manuver zero gravity (G Force). Pasalnya, ini bukan manuver yang normal atau lazim dilakukan dalam penerbangan sipil.

"Karena manuver tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada penumpang, membahayakan, dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan," tulis Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Bahkan menurut Kemenhub, manuver tersebut bisa membuat pesawat terbang mengalami stress berlebih pada airframe atau flight control karena overload.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)