Tiket Pesawat Mahal, Kemenhub: Penumpang Bus Lebaran Naik 20-25 Persen

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan ada peralihan penumpang pesawat ke transportasi darat khususnya bus sebanyak 20-25 persen selama Lebaran mendatang.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, peralihan tersebut disebabkan dengan adanya kenaikan tarif tiket pesawat beberapa waktu belakangan. Apalagi saat Lebaran merupakan peak season di mana tarif akan naik karena tingginya permintaan.

"Rata-rata dengan adanya pesawat naik untuk operator bus ada kenaikan penumpang 20-25 persen penumpang," ujarnya saat ditemui di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Minggu (31/3/2019).

Selain itu, diselesaikannya pengerjaan jalan tol pada setahun terakhir juga menjadi pertimbangan masyarakat untuk menggunakan jalur darat. Akhir tahun lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan jalan tol Trans Jawa yang membentang dari Jakarta hingga Surabaya telah dibangun sejak tahun 1978.

"Harga tiket pesawat dan ada jalan tol," kata dia.

Dengan demikian, kenaikan tarif tiket pesawat ini menjadi momentum bagi moda transportasi darat khususnya bus untuk membawa banyak penumpang. Terutama untuk perjalanan di dalam Pulau Jawa.

"Antisipasinya untuk angkutan udara memang cukup tinggi harganya dan memang itu disesuaikan dengan misinya, keselamatan, semuanya. Ini momentum bagi transportasi darat khususnya bus," ujarnya di Marlynn Park Hotel, Jakarta, Selasa (26/2/2019).

Untuk perjalanan antar-provinsi, masyarakat memilih untuk menggunakan bus ketimbang pesawat karena jauh lebih murah. Meski harus diakui waktu yang dihabiskan memang jauh lebih lama.

"Misal Jakarta ke Solo tadinya memilih pesawat sekarang sudah banyak yang menggunakan bus," ucapnya.

Menurut dia, beberapa operator bus melaporkan adanya peningkatan yang signifikan. "Kemarin dari beberapa operator mengatakan sudah ada peningkatan yang sangat signifikan terhadap persepsi atau kepercayaan masyarakat untuk menggunakan bus kembali," tuturnya.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)