Kemenhub: Persiapan Mudik Lebaran Baru 25 Persen

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah mulai melakukan persiapan mudik untuk Lebaran mendatang. Persiapan ini sudah rampung sekitar 25 persen.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya tidak hanya berkonsentrasi pada persiapan mudik di Pulau Jawa saja. Selain itu, persiapann tersebut juga menyangkut kesiapan angkutan penyeberangan baik di danau, sungai maupun laut.

"Kalau kita lihat baru 25 persen, tetapi target kita dan konsentrasi kita tidak hanya di Jawa," ujarnya di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (31/3/2019).

Dia melanjutkan, tahun-tahun sebelumnya pemerintah hanya berkonsentrasi pada penanggulangan kemacetan. Tahun ini pemerintah juga memerhatikan keselamatan pemudik terutama untuk ruas-ruas jalan tol.

Oleh karenanya, pihaknya mengupayakan pembatasan kendaraan barang di sembilan ruas jalan tol dan empat jalan nasional. Hal ini bertujuan untuk menjamin keselamatan dan ketertiban lalu lintas.

"Yang jelas untuk pembatasan kendaraan tidak hanya konstretransi di Jawa saja tapi di luar Jawa juga karena selarang di Medan, Bali terjadi kemacetan pada lebaran kali ini," ucapnya.

Hal ini seiring dengan dikeluarkannya aturan baru berupa Peraturan Menteri (PM) Perhubungan Nomor 34 tahun 2018 mengenai Pengaturan Lalu Lintas pada masa Angkutan Lebaran Tahun 2018.

Untuk merealisasikan pembatasan kendaraan barang ini, pihaknya telah melakukan rapat. Diperkirakan pekan depan segera difinalisasi agar dapat langsung disosialisasikan dengan masyarakat sehingga masyarakat memiliki waktu yang cukup untuk menyesuaikan.

Namun, pembatasan ini tidak berlaku untuk kendaraan pengangkut Bahan Bakar Minyak dan Gas, ternak, hantaran pos dan uang, bahan pokok, serta sepeda motor dalam rangka mudik dan balik gratis.

Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Kakorlantas Polri untuk menyiapkan skema lalu lintas saat mudik lebaran. "Apabila terjadi kemacetan (skemanya) seperti apa dan tidak adanya kemacetan seperti apa," kata dia.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)