
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah di pasar spot pada akhir perdagangan, Kamis (21/3/2019) mempertahankan penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda terpantau masih stabil di level psikologis Rp14.100 per dolar AS.
Data Bloomberg menunjukkan, rupiah menguat 47 poin atau 0,33 persen menjadi Rp14.140 per dolar AS dari posisi terakhir kemarin Rp14.187 per dolar AS. Laju pergerakan harian rupiah tercatat Rp14.093-14.140 per dolar AS dengan level pembukaan di Rp14.105 per dolar AS.
Yahoo Finance mencatat, rupiah terapresiasi 45 poin atau 0,31 persen menjadi Rp14.135 per dolar AS. Saat dibuka, rupiah diperdagangkan di Rp14.227 per dolar AS dengan rentang pergerakan harian Rp14.079-14.227 per dolar AS.
Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menguat 129 poin menjadi Rp14.102 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.231 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan BI 7Day Reverse Repo Rate di level 6 persen menjadi sentimen internal yang positif bagi rupiah hari ini.
"Bahkan jika kondisi tetap stabil, seperti laju inflasi yang 'santai' atau defisit transaksi berjalan bisa lebih terkendali, maka bukan tidak mungkin BI akan menurunkan suku bunga acuan. Andai langkah ini ditempuh, maka akan menjadi bahan bakar untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi," ujar Ibrahim di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Menurut Ibrahim, dengan rupiah yang cenderung menguat dan laju inflasi domestik yang santai alias baru 2,57 persen (tahun ke tahun/yoy) sampai Februari dan terendah sejak November 2009, mungkin sudah saatnya BI mulai mempertimbangkan untuk masuk menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dengan cara relaksasi kebijakan suku bunga.
"Namun itu dengan catatan defisit transaksi berjalan bisa lebih terkendali," katanya.
Dari eksternal, sentimen positif yang mendorong rupiah menguat yaitu The Fed yang secara tiba-tiba mengakhiri siklus kenaikan suku bunga yang telah berlangsung sejak tiga tahun lalu. Sikap tersebut mengabaikan proyeksi dua kali kenaikan yang dibuat Desember 2018, di tengah tanda-tanda pelemahan ekonomi AS yang kian mengemuka.
Sedangkan sentimen negatif bagi pergerakan rupiah hari ini, lanjut Ibrahim, yaitu ketakutan akan Brexit yang kacau telah kembali ke pasar Eropa setelah pidato dari Perdana Menteri Theresa May Rabu (20/3) malam, yang menguraikan tidak ada pilihan lain selain Perjanjian Penarikan yang telah dua kali ditolak oleh parlemen, atau Brexit "tanpa kesepakatan dalam delapan hari".
Editor : Ranto Rajagukguk
https://ift.tt/2WhM1Y3
March 22, 2019 at 01:23AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kurs Rupiah Ditutup Menguat di Rp14.140 per Dolar AS"
Post a Comment