Pejabat Trump Beri Arahan Singkat soal Ancaman Iran ke Kongres AS

WASHINGTON, iNews.id - Pejabat tinggi dari pemerintahan Presiden Donald Trump memberi pengarahan kepada anggota Kongres Amerika Serikat (AS) tentang ancaman Iran.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, pejabat sementara Menteri Pertahanan Patrick Shanahan, Ketua Gabungan Kepala Staff Jenderal Joseph Dunford, dan seorang pejabat komunitas intelijen yang tidak disebutkan namanya berbicara dengan anggota Kongres.

Isi pembicaraan berkaitan dengan ketegangan setelah kecurigaan yang disampaikan pejabat AS bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan pekan lalu terhadap dua stasiun pompa minyak Arab Saudi dan menyabotasi empat tanker minyak.

Salah seorang anggota parlemen senior, Senator Lindsey Graham, turut angkat bicara usai pengarahan dari penasihat keamanan nasional John Bolton.

"Jelas selama beberapa pekan terakhir Iran telah menyerang jaringan pipa dan kapal negara lain dan melancarkan sejumlah ancaman terhadap kepentingan Amerika di Irak," kata Graham, seperti dilaporkan Associated Press, Selasa (21/5/2019).

"Kesalahan terletak pada Iran, bukan Amerika atau negara lain mana pun. Jika ancaman Iran terhadap personel dan kepentingan Amerika diaktifkan, kita harus memberikan tanggapan militer sekuatnya. Teguhlah Presiden," cuitnya.

Sebelumnya Trump mengancam Iran dan mencuit, "Jika Iran ingin berperang, itu akan menjadi akhir resmi dari Iran. Jangan pernah mengancam Amerika lagi!"

Iran pun tak tinggal diam dan membalas ancaman Trump. Dalam cuitan balasan, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyarankan agar Trump berupaya menghormati daripada mengeluarkan ancaman.

Zarif juga balik menuduh Trump melakukan ancaman "genosida" terhadap rakyat Iran dan berniat mencapai apa yang gagal di capai Alexander Agung dan Genghis Khan, dalam mengalahkan Iran.

Sebelumnya dalam wawancara dengan jaringan televisi Fox News "The Next Revolution with Steve Hilton", Trump mengatakan para Jenderal AS menunjukkan kepadanya bahwa Iran memicu ketegangan di sejumlah negara.

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)