Jokowi Keluhkan Sekolah Kejuruan dalam 50 Tahun Tak Berkembang

JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir jurusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang belum juga mengikuti perkembangan zaman. Pasalnya, lulusan SMK masih mendominasi pengangguran di Indonesia.

"Sekarang sudah masuk di digital ekonomi, SMK kita jurusannya masih jurusan bangunan. Sudah 50 tahun lebih jurusan bangunan," ujarnya saat membuka acara Musrenbangnas di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), per Februari 2019 tercatat tingkat pengangguran terbuka 6,82 juta orang. Sementara, sebanyak 5,01 persen dari jumlah angkatan kerja yaitu 136,18 juta orang merupakan lulusan SMK.

Tak hanya itu, jurusan yang disediakan oleh SMK pun kurang terarah sehingga pendidikan keahlian yang diberikan kurang mantap. Misalnya, jurusan mesin namun belum jelas mesin apa yang akan diajarkan.

"Saya tahu ada beberapa SMK sudah berubah tapi dunia berubahnya sudah lebih cepat robotic, big data, internet of thing, virtual reality, 3d printing, kita masih jurusan bangunan mesin," ucapnya.

Oleh karenanya, sudah seharusnya SMK mengubah jurusan yang disediakan sesuai dengan yang dibutuhkan dunia industri saat ini. Hal ini untuk mencegah terjadinya miss match antara ketersediaan tenaga kerja berkeahlian dengan kebutuhan industri.

"Pendidikan SMK harus di link and match ke industri-industri yang ada. Jangan gerak sendiri-sendiri. Sehingga sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan," kata dia.

Menurut dia, sudah saatnya Indonesia menyiapkan SDM-nya untuk hal-hal yang baru. Misalnya, Filipina yang berhasil dengan bisnis proses outsourcing dan sukses menjadi sunber pendapatan terbesar Filipina.

"Filipina kembangkan bisnis proses outsourcing sehingga jasa-jasa terkait keuangan bisa dikerjakan di Filipina tetapi pemiliknya banyak negara situ," tuturnya.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)