Sri Mulyani Harap PT SMI Dorong Akselerasi Pembangunan

JAKARTA, iNews.id - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) diyakini masih memiliki peranan penting dalam membantu pemerintah mencapai tujuannya. Pasalnya, tahun ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai memfokuskan kebijakan untuk pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dari sebelumnya yang fokus melakukan pembangunan infrastruktur.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perusahaan yang berfokus dalam pembiayaan proyek infrastruktur itu akan memiliki peranan yang serupa dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, beberapa proyek infrastruktur akan berhubungan dengan mendorong kualitas SDM.

"Kalau bicara clean water dan sanitasi ada di SDG (Sustainable Development Goals) itu masih sangat banyak dan pemerintah daerah masih banyak perlu mendapatkan dukungan pembangunan infrastruktur. Air bersih, sanitasi dan infrastruktur jalan dihubungkan dari desa, kota, market masih cukup banyak," tutur Sri Mulyani di Ballroom Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Bendahara negara itu menjelaskan, dengan beralihnya fokus pemerintah untuk mendorong kualitas SDM, bukan berarti pembangunan infrastruktur akan dihentikan. PT SMI diproyeksikan masih akan fokus dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur ke depannya.

"Pembangunan yang sifatnya hard infrastructure dan social infrastructure itu bidang yang relevan untuk pembangunan Indonesia. Dan ke depan, kita berharap ekuitas SMI bisa dijaga cukup kuat jadi bisa mendorong akselerasi pembangunan," ujar Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, pembiayaan lewat perseroan yang didirikan pada 2009 itu kemudian memberikan opsi untuk menyalurkan dana pembangunan ke Kementerian dan Lembaga. "Saya berharap PT SMI terus inisiasi munculnya komunitas praktisioner dari infrastruktur. Ini penting sekali," katanya.

Sebagai informasi, PT SMI berhasil mencatatkan pengelolaan pembiayaan infrastruktur sebesar Rp553 triliun dengan multiplier effect mencapai 18 kali. Itu diperoleh sejak dibentuk 10 tahun lalu modal awal yang disetor hanya sebesar Rp30 triliun.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)