Kementerian PDTT Kirim Kepala Desa ke China Belajar Bisnis Perikanan

WUXI, iNews.id - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengirim 40 kepala desa untuk belajar bisnis perikanan di China. Sekembalinya dari sana, mereka diharapkan lebih inovatif memanfaatkan dana desa.

Kepala Pusat Penelitian Perikanan Air Tawar (FFRC) China, Xu Pao memberikan kuliah singkat kepada puluhan kepala des, penggiat desa, dan pendamping desa soal manajemen perikanan. FFRC merupakan institusi yang berada di bawah Kementerian Pertanian dan Perdesaan China.

"Sebelum reformasi tahun 1978, perikanan di China bergantung pada hasil tangkap. Namun, paska reformasi kebijakan perikanan mengutamakan pemeliharaan ekosistem perikanan untuk menjamin kualitas ikan," kata Xu, Sabtu (30/3/2019).

Reformasi itu membuahkan hasil. Pada 2017, China memproduksi 64 juta ton produk perikanan yang terdiri dari ikan air tawar 31 juta ton dan ikan laut 33 juta ton.

Dia menyarankan, Indonesia membuat kelompok pembudidaya yang fokus pada produk prioritas. Selain itu, inovasi juga diperlukan dengan mengembangkan wisata perikanan.

Kepala desa yang dikirim ke China menjalani kegiatan selama satu pekan. Saat pelepasan Jumat (22/3/2019) lalu di Jakarta, Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo meminta agar perangkat desa mencari peluang kerja sama bisnis dengan kepala desa di China.

“Saya berharap agar perwakilan Indonesia yang berangkat studi banding ini bisa membina hubungan baik dengan masyarakat di China. Melihat peluang yang bisa dikerjasamakan dan melihat apa yang dibutuhkan masyarakat China yang bisa disuplai oleh desa di Indonesia,” kata dia.

China dipilih sebagai tempat studi banding karena berhasil memajukan sektor ekonominya, termasuk perikanan. Eko menyebut, pendapatan per kapita penduduk desa di China saat ini mencapai 2.000 dolar AS per tahun, padahal 40 tahun lalu hanya 20 dolar AS.

"Dan itu pertumbuhan 100 kali lipat. Itu sangat besar, dan kita layak untuk meniru China," ujar dia.

Editor : Rahmat Fiansyah

Let's block ads! (Why?)