Identifikasi Korban Ethiopian Airlines Paling Cepat 5 Hari

ADDIS ABABA, iNews.id - Proses identifikasi jenazah korban pesawat Ethiopian Airlines ET 302 bisa memakan waktu berbulan-bulan karena kondisi mereka umumnya tidak dapat dikenali lagi.

Paling cepat, jenazah yang sudah teridentifikasi dan bisa diambil keluarga 5 hari pascakecelakaan.

"Proses identifikasi para korban akan memakan waktu setidaknya 5 hari. Keluarga akan diberi tahu," kata juru bicara Ethiopian Airlines, Asrat Begashaw, dikutip dari Reuters, Selasa (12/3/2019).

Saksi mata mengatakan, pesawat itu sempat terbang rendah di atas area terbuka, mengeluarkan asap putih sebelum berbelok tajam lalu jatuh menghantam tanah. Pesawat jatuh di area terbuka 62 kilometer dari ibu kota Addis Ababa, meledak dan hancur berkeping-keping. Kondisi ini menyebabkan para korban dalam kondisi tak utuh dan terbakar.

Ada 157 penumpang dan kru dalam pesawat nahas itu. Mereka terdiri dari 33 sampai 35 kewarganegaraan.

Proses identifikasi para korban harus melalui tes DNA. Itu pun membutuhkan beberapa kali percobaan untuk mencocokkan dengan data yang didapat dari keluarga korban. Karena itu, korban dalam kondisi terbakar bisa membutuhkan waktu hingga berpekan-pekan bahkan bulanan sampai diketahui pasti.

Seperti diketahui, satu dari 157 korban tewas insiden Ethiopian Airlines merupakan WNI bernama Harina Hafitz. Staf badan PBB, Program Pangan Dunia, itu terbang dari Roma, Italia, dan transit di Addis Ababa, Ethiopia, sebelum melanjutkan penerbangan ke Nairobi, Kenya, untuk mengikuti pertemuan tahunan.

Sementara itu CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam mengatakan, penumpang terdiri atas 32 warga Kenya, 18 warga Kanada, sembilan warga Ethiopia, delapan warga Italia, delapan warga China, delapan warga Amerika Serikat, tujuh warga Inggris, tujuh warga Prancis, enam warga Mesir, dan lima warga Belanda.

Selanjutnya, empat warga India, empat orang Slovakia, tiga warga Austria, tiga warga Swedia, tiga warga Rusia, dua warga Maroko, dua warga Spanyol, dua warga Polandia, dan dua Israel.

“Terdapat satu warga negara dari Belgia, Indonesia, Somalia, Norwegia, Serbia, Togo, Mozambik, Rwanda, Sudan, Uganda, dan Yaman dalam pesawat itu,” kata Gebremariam.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)