Ceritakan Masa Lalu PDIP, Hasto Tegaskan Kalah Pemilu Bukan Akhir Segalanya

JAKARTA, iNews.id, – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut kekalahan dalam pemilu bukan akhir dari segalanya. Kekalahan dan kemenangan sama-sama mengemban tanggung jawab besar untuk memajukan bangsa.

Hasto mengisahkan sejarah PDIP yang pernah berada di luar kekuasaan, bahkan mendapatkan represi dari kekuasaan otoriter. Kantor partai juga pernah diserang. Namun ketika misalnya Soeharto dihujat akibat kekejaman rezimnya di masa lalu, justru PDIP meminta agar hal demikian dihentikan.

"Kami pernah dua kali kalah dalam pemilu. Kami tidak ikut pemerintahan. Ternyata PDI Perjuangan tetap survive karena ideologi, semangat kolektivitas yang ada di partai," kata Hasto dalam diskusi kebangsaan bertema 'Pesan Perdamaian dalam Alquran' di Jakarta, Senin (27/5/2019).

PDIP, kata Hasto, berharap semua pihak memiliki pandangan bahwa kalah pemilu bukan akhir segalanya. Sebab kalah dan menang sama-sama mengandung sebuah tanggung jawab yang besar bagi bangsa negara.

"Yang menang harus menggunakan kemenangan itu untuk kepentingan bangsa dan negara untuk rakyat. Yang kalah bisa memperbaiki diri dan hanya lima tahun menunggu sebelum kompetisi berikutnya," ujarnya.

Untuk itu dia mengajak seluruh warga untuk mengedepankan perdamaian dan rasa kemanusiaan. Ajakan ini dinilai krusial terutama saat ini pertentangan satu sama lain masih terasa tajam, padahal pemilu sudah selesai.

BACA JUGA: Jalan di Depan KPU Kembali Dibuka

Pada konteks inilah tema diskusi soal pesan perdamaian dalam Alquran itu mendapatkan tempat yang pas. PDIP berharap sembagar rekonsiliasi dikedepankan.

"Tak perlu benturkan polisi dan umat Islam, TNI dan Polri. Kita mempunyai pengalaman buruk. Bila konflik terjadi, toh korbannya adalah bangsa Indonesia sendiri, ibu-ibu dan anak-anak yang akan menjadi korbannya," kata politikus kelahiran Yogyakarta ini.

Editor : Zen Teguh

Let's block ads! (Why?)