Atasi Neraca Dagang Tekor, Menperin Dorong Pelaku Usaha Investasi di Luar Negeri

JAKARTA, iNews.id - Neraca perdagangan April 2019 tekor hingga 2,5 miliar dolar AS. Angka tersebut merupakan yang terburuk sepanjang sejarah Indonesia.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengklaim neraca nonmigas sejauh ini masih positif meski pada April tercatat defisit 1 miliar dolar AS.

"Sebetulnya kalau kita bicara industri nonmigas masih positif. Secara kumulatif, volume ekspor Januari-April 2019 meningkat 10,22 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, yang disumbang oleh peningkatan ekspor nonmigas 13,07 persen,” kata dia, Minggu (19/5/2019).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, komoditas nonmigas nilai ekspornya naik secara bulanan. Di antaranya karet (15,1 persen), bubur kayu/pulp (21,4 persen), alas kaki (8,6 persen), pupuk (66,3 persen), dan produk kimia (6,6 persen).

Meski begitu, Airlangga menilai pelaku usaha masih harus meningkatkan produksi komoditas substitusi impor. Pasalnya, ini merupakan salah satu strategi pemerintah untuk menekan angka impor.

“Kami terus mendorong produsen dalam negeri melakukan substitusi impor. Jadi, substitusi impor itu harus ada dari barang yang di dalam negeri dan kami dorong untuk ekspor ke luar negeri," kata dia.

Selain itu, pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur itu juga mendorong pelaku usaha untuk melakukan investasi di luar negeri. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan akses ekspor ke berbagai negara, yang saat ini tengah dipenuhi dengan perang tarif masuk.

“Kami juga memacu perusahaan swasta untuk berinvestasi di luar negeri supaya mendapatkan akses kemudahan ekspor di tengah ketidakpastian perdagangan global saat ini,” ucap Airlangga.

Selain itu, dia mendorong diversifikasi pasar tujuan pengapalan produk domestik. Contohnya, negara di Benua Eropa yang membutuhkan baja untuk industri maju seperti alat-alat kesehatan.

Editor : Rahmat Fiansyah

Let's block ads! (Why?)