
MAPUTO, iNews.id - Pemerintah Mozambik menyatakan sekitar 600.000 orang terdampak angin topan dengan kecepatan 170 km per jam di Beira, wilayah paling banyak WNI di negara itu.
Presiden Filipe Nyusi mengatakan, 1.000 orang dapat menjadi korban Topan Idai yang melanda kota pelabuhan Beira pada Kamis (14/3) dengan angin berkekuatan sampai 170 kilometer per jam.
Pemerintah Mozambik juga menyebut 100.000 orang perlu segera dievakuasi dari dekat Beira, ibu kota Provinsi Sofala.
Menurut Kepala Fungsi Protokol, Konsuler dan Ekonomi, KBRI di Moputo, Ivan Rismi Polontalo; dari sekitar 200 WNI di Mozambik, sekitar setengah di antaranya berada di Beira,
Sebagian besar dari mereka merupakan anak buah kapal yang bekerja sebagai nelayan dan sejumlah lain adalah rohaniwan.
"Mereka bekerja sebagai nelayan di perusahaan Spanyol, dan sebagian besar mereka melaut saat itu (saat siklon melanda)," kata Ivan, kepada BBC, Rabu (20/3/2019).
Sekitar 10 warga negara Indonesia lain, termasuk nelayan yang tidak melaut, berada di Beira saat siklon melanda namun mereka semua sudah dapat dikontak.
"Yang kita syukuri, semua WNI dalam keadaan sehat dalam kondisi aman, tak mengalami masalah atau kendala. Di Beira, komunikasi hampir 100 persen putus. Listrik padam, namun kita beberapa kali sempat berkomunikasi dengan WNI."
BACA JUGA: Topan Idai dan Banjir Terjang Mozambik, Lebih dari 1.000 Orang Tewas
"Yang mengalami mati listrik adalah para rohaniawan karena mereka di darat, ada beberapa WNI yang kebetulan belum melaut dan bekerja di bengkel kapal, di kantor perusahaannya mati listrik dan mereka memperbaikinya, sekitar 10 orang, mereka terdampak, tetapi baik-baik saja kondisinya," ujar Ivan lagi.
Ivan mengatakan saat dikontak, WNI di Beira bercerita tentang apa yang mereka alami.
"Hujan, angin kencang, dan banjir yang memakan korban."
Foto udara di provinsi yang dilanda angin topan menunjukkan, kawasan seluas 50 kilometer terendam air, menurut organisasi Save The Children. Banjir ini disebabkan karena meluapnya Sungai Buzi.
Menurut Save The Children, Kota Buzi, dengan sekitar 2500 anak-anak, kemungkinan akan tergenang air dalam waktu 24 jam ini.
Pesawat kargo yang mengangkut pasokan darurat direncanakan tiba Selasa (19/03) di Mozambik.
Lebih lanjut, Badan Penanggulangan Bencana Mozambik menyatakan menampung 3.800 keluarga di Provinsi Sofala.
BACA JUGA: Lebih dari 150 Tewas akibat Terjangan Topan Idai di Afrika Tenggara
Di Zimbabwe, pemerintah setempat mengonfirmasi 98 orang meninggal dan lebih dari 200 hilang sejauh ini.
Presiden Emmerson Mnangagwa mengatakan pemerintah melakukan operasi penyelamatan dan menyalurkan bantuan pangan.
Banjir dengan tinggi air sampai enam meter melanda wilayah cukup luas di Mozambik.
"Bencana ini adalah salah satu bencana terkait cuaca yang terparah yang melanda belahan bumi selatan ini, bila laporan dari presiden (Mozambik) dan badan-badan lain dapat dipastikan, menyangkut jumlah korban," kata Clare Nullis dari badan cuaca PBB, kepada BBC.
Paling tidak 1,7 juta orang tinggal di wilayah yang dilanda siklon di Mozambik dan 920.000 lainnya terdampak di Malawi.
Di Zimbabwe, paling tidak 20.000 rumah rusak di Kota Chipinge, dan 600 lainnya hancur total.
Para pejabat setempat menyebut pihaknya menyalurkan beras dan gandum dari cadangan pangan nasional kepada mereka yang terpaksa mengungsi.
Editor : Nathania Riris Michico
https://ift.tt/2FeRmIF
March 20, 2019 at 03:30PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Topan di Mozambik: 600.000 Orang Terdampak, Termasuk Warga Indonesia"
Post a Comment