Search

Tarif Kargo Pesawat Mahal, Bisnis Kurir Rontok

JAKARTA, iNews.id - Kenaikan tarif kargo angkutan udara yang naik berkali lipat dalam setahun terakhir memberi dampak negatif bagi banyak sektor seperti jasa pengiriman, e-commerce, hingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Budi Paryanto mengatakan, sudah ada 10 perusahaan angkutan logistik yang gulung tikar akibat kenaikan biaya tarif surat muatan udara (SMU) atau biaya kargo. Ia menjelaskan, angka perusahaan logistik yang menjadi korban semakin meningkat karena biaya kargo tak kunjung turun.

Berdasarkan catatan, pada bulan Februari 2019 ada empat perusahaan logistik yang gulung tikar yakni satu perusahaan berlokasi di Jakarta dan tiga di daerah. Kemudian pada Maret 2019 korban kenaikan tarif kargo ini melonjak jadi 10 perusahaan.

"Mereka tidak kuat menahan gelombang kenaikan tarif yang amat besar," katanya di Jakarta, Jumat (22/3/2019).

Asperindo mencatat akumulasi kenaikan tarif kargo oleh maskapai penerbangan mencapai 352 persen dengan rincian sebagai berikut. Maskapai Garuda Indonesia menaikkan tarif sebanyak enam kali selama periode 1 Juni 2018-14 Januari 2019 dengan akumulasi kenaikan sebesar 74-352 persen. Adapun, maskapai Lion Air menaikkan tarif kargo sebanyak empat kali selama periode 9 Oktober 2018-7 Januari 2019 dengan akumulasi kenaikan 22-176 persen.

Budi Paryanto menjelaskan, kenaikan tarif kargo yang terjadi berturut-turut ini sangat membebani perusahaan jasa pengiriman dengan pelanggan korporasi. Pasalnya, mereka memiliki kontrak sehingga tak fleksibel untuk melakukan penyesuaian (adjustment) harga. Padahal, tarif kargo berkontribusi 40 persen dari dana operasional perusahaan.

"Beda halnya dengan perusahaan jasa pengiriman yang melayani konsumen ritel. Mereka bisa melakukan adjustment," ujarnya.

Jika kondisi kenaikan tarif kargo masih terus berlanjut maka diprediksi semakin banyak perusahaan jasa pengiriman yang menjadi korban. Apalagi, dari total 287 perusahaan jasa pengiriman di bawah naungan Asperindo ada 273 perusahaan atau hampir 95 persen yang merupakan perusahaan dengan pelanggan korporasi.

Sales and Marketing Director TIKI, Rocky Nagoya mengakui kenaikan tarif kargo sangat berdampak terhadap beban biaya operasional perusahaan. Ia mengatakan biaya kargo merupakan komponen terbesar bagi industri jasa kurir ekspres.

"Alhasil, penyesuaian tarif kiriman merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Penyesuaian tarif kiriman sekitar 5-10 persen," ujarnya.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Jyxu8S
March 23, 2019 at 06:24AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tarif Kargo Pesawat Mahal, Bisnis Kurir Rontok"

Post a Comment

Powered by Blogger.