Realisasi Pencarian Dana Bansos hingga Februari Capai Rp23,6 Triliun

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total penyaluran bantuan sosial (bansos) hingga 28 Februari 2019 sebesar Rp23,6 triliun. Angka tersebut mencapai 24,31 persen dari total target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp102 triliun tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dengan angka tersebut maka realisasi bansos mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 70,10 persen.

"Penyaluran bansos sampai akhir Februari sebesar Rp23,6 triliun melonjak dibanding tahun lalu," ujar Sri Mulyani di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Sri Mulyani mengatakan, penyaluran bansos di periode yang sama tahun lalu hanya mencapai 17,96 persen dari total yang dianggarkan.

Tingginya angka realisasi di periode ini, disebabkan oleh adanya peningkatan pencairan Program Keluarga Harapan (PKH) tahap I dengan indeks bantuan yang meningkat pada komponen kesehatan dan pendidikan. Sri Mulyani mengatakan, kenaikan bahkan mencapai dua kali lipat.

"Kemudian juga dipicu percepatan pencairan iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI) untuk bulan Februari sampai dengan April 2019 dibayarkan pada bulan Februari 2019," ujar Sri Mulyani.

Penyaluran bansos yang cukup baik juga dipengaruhi oleh realisasi Bantuan Pangan Non Tunai dan realisasi bansos lainnya antara lain, Program Indonesia Pintar dan bidik misi.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menyebutkan, selain bantuan sosial, realisasi belanja barang juga mengalami peningkatan dari 3,39 persen terhadap pagu APBN tahun 2018 menjadi 4,41 persen terhadap pagu APBN 2019.

Selain itu, belanja modal juga mengalami peningkatan dari 2,19 persen tahun lalu kini menjadi 2,26 persen terhadap pagu APBN tahun 2019.

"Peningkatan belanja barang dan belanja modal tersebut diharapkan telah sesuai dengan kebijakan Pemerintah agar realisasi BPP (belanja pemerintah pusat) tidak lagi menumpuk pada triwulan III dan IV," ujar Sri Mulyani.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)