Search

UNDP-Uni Eropa Luncurkan Program Pencegahan Terorisme di Indonesia

JAKARTA, iNews.id, - Badan PBB untuk Pembangunan (UNDP) dan Uni Eropa (EU) meluncurkan sebuah inisiatif untuk mendukung Indonesia mencegah dan menangkal pertumbuhan gerakan ekstrimis dan terorisme di kawasan sekitar. Salah satu fokus inisiatif ini yaitu mengampanyekan toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman.

Proyek yang disebut ‘Protec’ ini akan bekerja pada tiga bidang utama. Pertama, melakukan penelitian tentang pencegahan kekerasan ekstrimisme dan radikalisme di Indonesia dan kawasan. Kedua, terlibat dalam kebijakan pemerintah untuk mendukung rencana aksi nasional tentang pencegahan kekerasan ekstrimisme. Ketiga, melibatkan pemuda dalam kampanye toleransi dan penghargaan terhadap keragaman.

UNDP sebagai pelaksana proyek yang dibiayai Uni Eropa ini akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, di antaranya Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta kelompok masyarakat sipil.

"Indonesia dan Uni Eropa menghadapi momok ekstremisme yang sama, tantangan yang sama untuk lebih memahami pemicu radikalisasi, khususnya di kalangan pemuda,” kata Duta Besar Uni Eropa Vincent Guerend dalam keterangan tertulisnya yang diterima iNews.id, Sabtu (16/3/2019).


Menurut dia, cara merespons momok itu yakni melalui kebijakan pencegahan, deradikalisasi, dan penegakkan hukum yang tegas dengan tetap menghormati hak asasi manusia. ”Proyek ini adalah bagian dari kerja sama di bidang keamanan antara Indonesia dan Uni Eropa," ujarnya.

Proyek Protec yang diluncurkan di Jakarta, Kamis (14/3) ini akan berkolaborasi dengan proyek UNDP lainnya tentang kekerasan ekstremisme (Convey) yang lebih menekankan pada peningkatan toleransi melalui pendidikan agama dan pemberdayaan pemuda.

"Ekstremisme kekerasan mengancam perdamaian dan kemakmuran. Ini dapat menghancurkan komunitas dan membalikkan kemajuan pembangunan. Seperti yang telah kita lihat dalam beberapa tahun terakhir, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak kebal terhadap ancaman itu. Oleh karena itu proyek baru ini akan mendukung respons nasional untuk melawan ancaman yang ada dan mencegah ekstremisme kekerasan di negara ini," kata UNDP Resident Representative, Christophe Bahuet.

BACA JUGA: Jokowi Perintahkan Kapolri Tito Karnavian Usut Teror Bom

UNDP menyatakan, peluncuran proyek ini sejalan dengan tantangan yang dihadapi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, saat ini terkait radikalisme, terorisme, dan ekstrimisme yang berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.

Sementara itu, BNPT menyatakan mereka terus mengembangkan upaya penanggulangan terorisme melalui berbagai faktor pendekatan dengan bekerjasama kemitraan dengan berbagai pihak termasuk organisasi-organisasi internasional yang telah memiliki berbagai program yang bertujuan pada upaya penyelesaian masalah sosial, ekonomi, konflik, dan mengembangkan prinsip-prinsip di bawah koordinasi multikultural dan hak-hak manusia.

Sejak 2017, BNPT juga telah merumuskan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan (RAN PE) yang difokuskan pada aspek pencegahan terutama penanganan faktor pendorong ekstrimisme di Indonesia.

”RAN PE ini berisi empat pilar yaitu pencegahan, deradikalisasi, penegakan hukum dan penguatan kerangka legislasi, serta kemitraan dan kerja sama internasional. Pada 25 Januari 2019 Presiden telah menyetujui penyusunan Rancangan Peraturan Presiden mengenai RAN PE,” kata Kepala Kerja Sama Bilateral BNPT Brigjen Pol Kris Erlangga.

BACA JUGA: Menlu Retno: 6 WNI Berada di Masjid yang Ditembaki di Selandia Baru

Peluncuran proyek Protec dihadari sejumlah narasumber kunci. Selain Vincent Guerend, Christophe Bahuet, dan Kris Erlanga, hadir pula Asisten Deputi Konflik Sosial Kementerian PMK Ponco Respati Nugroho, Asisten Deputi Koordinasi Kesadaran Bela Negara Kemenko Polhukam Rufbin Marpaung, Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati, dan Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid.

Ponco menuturkan, keluarga sangat strategis dalam upaya kontraradikalisme, karena dengan mengoptimalkan delapan fungsi keluarga dapat membangun daya tangkal yangg efektif. ”Proyek Protect sangat bermanfaat karena memberi pengetahuan, pengalaman praktis, dan jejaring,” ujarnya.


Sementara Rufbin menjelaskan, ada degradasi pemahaman nilai-nilai dan wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda, sehingga upaya untuk meningkatkan rasa cinta Tanah Air, bela negara, dan penghargaan terhadap sesama anak bangsa di kalangan pemuda haruslah didukung dan menjadi upaya bersama.

Hal senada dilontarkan Alissa Wahid. Menurutnya, apa yang terjadi akhir-akhir, harus meningkatkan kewaspadaan bersama, bahwa perempuan, tidak lagi hanya menjadi korban tindakan terorisme, atau menjadi pendukung diam-diam, tetapi bahkan menjadi pelaku tindakan.

”Upaya kontra narasi juga harus lebih seimbang dan setingkat dengan apa yang dilakukan oleh para pelaku atau penganjur tindakan kekerasan,” tutur putri Gus Dur ini.

Editor : Zen Teguh

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2JesZju
March 16, 2019 at 06:59PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "UNDP-Uni Eropa Luncurkan Program Pencegahan Terorisme di Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.