Kementerian ESDM Akan Terbitkan Rekomendasi Ekspor Freeport Pekan Ini

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan Surat Perizinan Ekspor (SPE) PT Freeport Indonesia (PTFI) terbit pekan ini. Pasalnya, izin ekspor PTFI sudah habis sejak Februari lalu.

Izin rekomendasi yang dimiliki PTFI selama ini hanya berlaku setahun. Oleh karenanya PTFI akan mengajukan perpanjangan.

Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Yunus Saefulhak mengatakan, PTFI telah mengajukan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga. Saat ini, pihaknya tengah mengevaluasi dokumen perpanjangan izin yang diajukan PTFI tersebut.

"Alhamdulilah sekarang sudah masuk semua per hari ini tapi itupun baru siang selesainya, ini baru dievaluasi. Paling tidak minggu ini selesai," ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Berdasarkan aturan yang berlaku, SPE akan diberikan pemerintah jika PTFI memenuhi laporan cadangan terbukti, Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang diajukan, dan kemajuan pembangunan smelter.

"Freeport itu kan 1,3 juta produksi sekarang, sesuai dengann RKAB-nya, karena kan sudah turun. Dulu kan tambang terbuka, sekarang berubah total underground. Dalam rangka persiapan kan turun produksinya kira-kira 1,3 juta dari 2,2 juta tahun lalu. Nah yang 1,1 juta itu buat kebutuhan PT Smelting Gresik. Kemudian yang 200 lagi itulah yang diekspor. SPE-nya ya segitu," ucapnya.

Setelah PTFI, pihaknya juga akan menerbitkan SPE untuk PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Pasalnya, masa berlaku SPE Amman juga habis pada Februari lalu.

"Amman mudah-mudahan kalau bisa selesai hari ini ya hari ini bisa diselesaikan," kata dia.

Namun, khusus untuk Amman diperkirakan SPE-nya bisa keluar hari ini karena proses verifikasi melalui sistem online sehingga bisa selesai dengan cepat

"Sistemnya itu kayak gini kalau orang online, kalau sudah muncul ke tempat saya dari verifikator muncul di kasi (kepala seksi), nanti dari kasi sudah oke muncul di kasubdit, kasubdit muncul di klik lagi ke hukum minerba, dari hukum muncul baru ke kita, lalu ke Sesdirjen," tuturnya.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)