Search

Dalam Sepekan Terakhir, BI Catat Rupiah Terdepresiasi 0,5 Persen

JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah melemah 0,5 persen selama sepekan terakhir. Pekan ini rupiah dibuka di level Rp14.212 per dolar Amerika Serikat (AS) dan kini berada di level Rp14.230 per dolar AS.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, pelemahan nilai tukar ini akibat tekanan di pasar keuangan global. Dengan demikian, pelemahan nilai tukar tak hanya terjadi oleh rupiah melainkan juga beberapa negara lainnya.

Pelambatan ekonomi dunia tengah menjadi perhatian global karena membuat mayoritas negara mengoreksi pertumbuhan ekonominya termasuk AS, China, dan Eropa. Tekanan juga terjadi di wilayah Uni Eropa di mana tak hanya ekonominya yang melambat tapi juga masih ada ketidak pastian Brexit.

"Itu secara global memang membuat dari pasar keuangan ke emerging dampaknya terasa. Rupiah sendiri memang mengalami depresiasi selama seminggu terakhir sebanyak 0,5 persen," ujarnya saat ditemui di Masjid Baitul Ikhsan BI, Jakarta, Jumat (29/3/2019).

Selain itu, ketegangan masih ada antara AS dan China yang masih belum menuntaskan negosiasi perdagangannya. Hal ini membuat ketidakpastian di perdagangan global.

Sentimen negatif tersebut memengaruhi kondisi pasar keuangan global terutama negara berkembang (emerging market). Misalnya, Argentina yang masih mengalami tekanan pada mata uang pesonya serta mata uang Turki yaitu lira yang tertekan setelah muncul pernyataan dari Presidennya.

"Itu secara global memang membuat dari pasar keuangan ke emerging dampaknya terasa. Artinya kita harus awas dengan perkembangan di negara emerging Turki, Argentina, Eropa," ucapnya.

Kendati demikian, sentimen-sentimen tersebut masih belum memukul kondisi rupiah. Pasalnya, BI mencatat rupiah masih mengalami penguatan sebanyak 0,9 persen sejak awal tahun 2019.

"Itu yang membuat kita melihat bahwa terutama di 2019 ini mata uang kita mudah-mudahan lebih stabil dengan perkembangan tadi, isu current account termasuk domestik ya itu isu yang ada," kata dia.

Hal ini juga terlihat pada masih masuknya aliran modal asing ke Indonesia yang hampir mencapai Rp90 triliun sejak awal tahun. Aliran modal ini masuk melalui Surat Berharga Negara (SBN), Sertifikat BI (SBI), dan saham.

"Tentunya bisa melihat bahwa sentimen itu masih cukup baik kepada kita dari sisi penempatan dana," tuturnya.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2TDVZ4h
March 29, 2019 at 11:17PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Dalam Sepekan Terakhir, BI Catat Rupiah Terdepresiasi 0,5 Persen"

Post a Comment

Powered by Blogger.