
NEW YORK, iNews.id - Arsitek Jepang bernama Arata Isozaki dianugerahi Penghargaan Pritzker, yang dianggap sebagai penghargaan tertinggi untuk arsitektur. Dia meraih penghargaan itu atas pengabdian seumur hidup yang menemukan resonansi global saat menggali tradisi lokal.
Lebih dari 100 karya dibuat oleh pria berusia 87 tahun itu, antara lain Palau Saint Jordi, dibangun di Barcelona untuk Olimpiade Musim Panas 1992; hingga Museum Seni Kontemporer di Los Angeles, komisi internasional pertamanya.
Kampung halamannya di Otai, Jepang, merupakan pameran karya pertamannya, termasuk aula medis dan ruangan, dan perpustakaan prefektur.
"Isozaki merupakan pelopor dalam memahami bahwa kebutuhan akan arsitektur bersifat global dan lokal -bahwa kedua kekuatan itu merupakan bagian dari sebuah tantangan," kata ketua juri, Hakim Agung AS Stephen Breyer, ketika penghargaan diumumkan, seperti dilaporkan AFP, Rabu (6/3/2019).
"Selama bertahun-tahun, dia berusaha memastikan bahwa wilayah dunia yang memiliki tradisi panjang dalam arsitektur tidak terbatas pada tradisi itu, tetapi membantu menyebarkan tradisi-tradisi tersebut sementara secara bersamaan belajar dari seluruh dunia," katanya.
Isozaki merupakan pemenang Pritzker ke-46 sekaligus arsitek Jepang kedelapan yang menerima penghargaan tersebut. Pemenang menerima medali perunggu dan uang 100.000 dolar AS.
Hadiah akan diberikan pada Mei di sebuah upacara di Paris.
Kantor pria tersebut, Arata Isozaki & Associates, yang berada di Tokyo belum memberi komentar tentang pengumuman tersebut.
Isozaki dianggap sebagai salah satu arsitek Jepang pertama yang menyerap gaya barat ke dalam karyanya, dan menghabiskan banyak waktu untuk bepergian dan belajar di Barat.
Namun, ketertarikannya pada keanekaragaman budaya dipicu oleh pengaruh budaya Amerika Serikat (AS) di Jepang pasca-Perang Dunia II, yang kota-kotanya baru saja dihancurkan oleh pengeboman udara AS.
Pada usia dini, dia tertarik dengan kode estetika yang berbeda dari kedua negara. Dia lalu bergabung dengan generasi baru arsitek Jepang untuk membangun kembali kota-kota mereka yang hancur.
Dengan rambut yang beruban dan kegemarannya memakai kerah kemeja gaya Ketua Mao, arsitek Jepang yang terkenal ini merancang bangunan di empat benua, dari tempat olahraga hingga gedung perkantoran dan museum.
Karya-karyanya dibangun di atas filosofi mentornya, Kenzo Tange, seorang arsitek modernis yang karyanya tersebar di seluruh dunia dan yang menerima penghargaan Pritzker pada 1987.
Selain dari pandangan kosmopolitannya, Isozaki juga dikenal karena tidak pernah membatasi dirinya pada satu gaya.
"Kesenangan saya adalah menciptakan hal yang berbeda, bukan hal yang sama," katanya kepada situs web ArchDaily pada 2017.
"Untuk media atau identitas dan sebagainya, sangat membingungkan," katanya.
Dua elemen utama dari karyanya -kosmopolitanisme dan keinginan untuk berbaur dengan lingkungan- ditemukan dalam satu kesatuan di Palau Sant Jordi, Barcelona.
Selesai pada 1990 sebagai panggung untuk acara senam Olimpiade, bangunan berkubah itu terlihat seakan-akan 'tenggelam' di bukit Montjuic yang menghadap ke Barcelona, sehingga tampak seperti menjadi bagian dari bukit itu sendiri.
Di Jepang, karya-karyanya yang paling terkenal antara lain museum seni Kota Kitakyushu, dibangun pada 1974, dan balai kota Kamioka pada 1978.
Isozaki juga sangat melekat pada konsep 'ma' Jepang yang berkaitan dengan pengertian ruang yang memisahkan dua objek.
Tahun lalu, Hadiah Pritzker dianugerahi kepada Balkrishna Doshi, India, yang berusia 90 tahun.
Editor : Nathania Riris Michico
https://ift.tt/2TzJYkf
March 06, 2019 at 07:35PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Arata Isozaki dari Jepang Raih Penghargaan 'Nobel Arsitektur' Pritzker"
Post a Comment