
ROMA, iNews.id - Para korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh sejumlah pastor Katolik menghadap Paus Fransiskus di Vatikan, Rabu (20/2/2019). Mereka mengatakan kepada Paus apa yang mereka harapkan dari pertemuan di Vatikan mengenai masalah itu, yang akan dihadiri oleh sejumlah uskup dari seluruh dunia.
Mereka menyerukan agar doktrin gereja Katolik tidak memberi toleransi terhadap pelaku pelanggaran seksual.
Pertemuan empat hari yang membahas pelecehan seksual dibuka di balai sinode Vatikan pada Kamis (21/2) dan dihadiri sekitar 200 uskup dari seluruh dunia. Paus Fransiskus menyelenggarakan pertemuan itu karena krisis pelecehan masih terus merugikan kredibilitas hirarki gereja Katolik.
Sejumlah korban dan aktivis dari sekitar 20 negara juga berkumpul di Roma dan sangat berharap konferensi puncak ini akan membuahkan hasil yang konkret.
Di antara mereka adalah Peter Isely, seorang korban pelecehan seksual oleh seorang pastor di Amerika Serikat ketika anak-anak.
"Ini saat (momen) bersejarah yang sudah ditunggu berpuluh tahun dan kini terjadi. Paus Fransiskus dengan jelas menyadari hal ini sebagai masalah global. Itulah sebabnya kami mengundang uskup-uskup dari seluruh dunia karena ini masalah dunia," ungkap Isely, seperti dilaporkan Associated Press.
Menurut Isely, pola yang sama dilakukan pemimpin-pemimpin gereja terjadi di mana-mana, yakni kebohongan, berusaha menyembunyikan, dan tidak bertanggung jawab. Dia dan korban lainnya akan mengajukan tuntutan kepada satu-satunya orang yang menurut mereka punya kemampuan mengubah situasi ini lewat wewenang yang dimilikinya.
Korban-korban mengatakan, mereka memperoleh harapan baru ketika Paus Fransiskus terpilih enam tahun yang lalu.
"Dia memilih nama Fransiskus. Itu adalah hal yang luar biasa dan berani. Mengambil nama Fransiskus Asisi, seorang Santo yang paling dicintai gereja Katolik. Santo Fransiskus adalah pembela semua orang, pembela dunia dan dengan mengambil namanya berarti dia akan berbuat seperti yang dilakukan oleh Santo Fransiskus. Dia akan (mereformasi) gereja ini," harapnya.
Korban-korban pelecehan ingin janji Paus Fransiskus enam tahun lalu dipenuhi, yaitu tidak memberi toleransi.
Isely menambahkan, toleransi nol itu punya dua dimensi. Tidak memberi toleransi kepada setiap anggota gereja yang melakukan pelecehan dan juga mereka yang menutup-nutupi kejahatan seksual terhadap anak-anak.
Setelah dituangkan ke dalam undang-undang gereja, mereka berharap langkah berikutnya adalah mengidentifikasi para pelaku pelecehan dan memecat mereka dari jabatannya.
Harapan terakhir adalah mencapai apa yang selama ini tampaknya tidak mungkin, yaitu pulihnya citra gereja Katolik.
"Sebuah gereja Katolik yang benar-benar bercirikan pasca-pelecehan dan bebas dari upaya menyembunyikan kejahatan seksual."
Editor : Nathania Riris Michico
https://ift.tt/2IubmMb
February 21, 2019 at 08:10PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Korban Pelecehan Seks oleh Pastor Temui Paus Fransiskus di Vatikan"
Post a Comment