TEHERAN, iNews.id - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengecam Amerika Serikat (AS) bersikap munafik karena mengusahakan program berbagi teknologi nuklir dengan Arab Saudi. Hal itu terungkap dalam laporan Kongres AS yang menyebut pemerintah di Washington akan menjual teknologi nuklir ke Saudi.
Dalam cuitannya di Twitter, Rabu (20/2), Mohammad Javad Zarif mengatakan AS mengabaikan pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan negara kerajaan tersebut.
"Hari demi hari menjadi lebih jelas bagi dunia apa yang selalu jelas bagi kami; hak asasi manusia maupun program nuklir tidak menjadi perhatian AS," tulis Zarif, seperti dilaporkan Al Jazeera dan Associated Press, Kamis (21/2/2019).
"Pertama seorang jurnalis yang dimutilasi; sekarang penjualan rahasia teknologi nuklir ke Arab Saudi yang mengungkap sepenuhnya kemunafikan AS," ujarnya.
BACA JUGA: Pemerintah Trump Gencar Jual Teknologi Nuklir AS ke Arab Saudi
Pernyataan Zarif merujuk pada sebuah laporan Kongres yang dirilis Selasa lalu, yang mengatakan beberapa pejabat senior Gedung Putih memaksakan proyek berbagi teknologi tenaga nuklir dengan Arab Saudi meski ada keberatan dari dari para pejabat keamanan nasional.
Komite Kongres yang dipimpin Demokrat sedang menyelidiki upaya perusahaan-perusahaan tenaga nuklir AS untuk memenangkan persetujuan pemerintahan Trump untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya.
Dia juga merujuk pada pembunuhan penulis Jamal Khashoggi oleh agen-agen Saudi pada Oktober lalu.
Pemerintahan Trump mundur dari kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) pada Mei 2018. Kesepakatan itu mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, namun Trump mundur dengan alasan kesepakatan itu tidak cukup membatasi aktivitas-aktivitas nuklir Iran.
Dalam JCPOA 2015, Iran bersedia mengekang program pengayaan uraniumnya dan berjanji tidak akan mengejar senjata nuklir.
Editor : Nathania Riris Michico
https://ift.tt/2BJqb7W
February 21, 2019 at 03:05PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Iran Sebut AS Munafik karena Jual Teknologi Nuklir ke Arab Saudi"
Post a Comment