
JAKARTA, iNews.id – Nilai tukar rupiah pada awal pekan diperdagangkan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Namun, mata uang Garuda masih stabil di level Rp13.000-an per dolar AS.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Pieter Abdullah mengatakan, rupiah yang mulai mencapai level keseimbangan baru disebabkan derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia. Namun, ia menilai rupiah masih rentan dan berpotensi untuk kembali melemah.
"Tren penguatan rupiah sudah berlangsung selama hampir tiga bulan terakhir didorong oleh derasnya aliran modal masuk ke pasar keuangan indonesia ditengah pelemahan ekonomi global," tutur Pieter saat dihubungi iNews.id, Senin (4/2/2019).
Bank Indonesia (BI) mencatat sampai dengan 24 Januari 2019, aliran modal asing yang masuk dari awal tahun mencapai Rp19,2 triliun. Asing masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp8,02 triliun, kemudian saham sebesar Rp12,07 triliun dan sisanya berasal dari obligasi korporasi.
Pieter menjelaskan, derasnya aliran modal asing yang masuk disebabkan arah kebijakan bank sentral AS, the Fed yamg cenderung dovish pada tahun ini, merespons perlambatan pertumbuhan ekonomi AS. Hal tersebut kemudian dinilai mendorong laju perpindahan arus modal asing dari negara maju ke negara emerging markets.
"Pasar keuangan indonesia cukup menarik karena menawarkan return yang tinggi dengan harga yang masih relatif murah. Sementara beberapa indikator fundamental masih cukup baik, mulai dari kondisi fiskal, inflasi, pertumbuhan ekonomi semua baik," tutur Pieter.
Menurut Pieter, saat ini satu-satunya indikator makro yang kurang baik ialah defisit transaksi berjalan. Pieter kemudian menambahkan, aliran modal asing juga dapat menjadi faktor utama pelamahan rupiah.
Ia menilai, aliran modal asing yang justru keluar akan menjadi penyebab utamanya rupiah terkoreksi. "Rupiah akan kembali mendapatkan tekanan pelemahan apabila terjadi sudden reversal," ujarnya.
Sebagai informasi, kurs rupiah di pasar spot pada akhir perdagangan, Senin (4/2/2019) memangkas pelemahan setelah hampir menembus level Rp14.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Greenback yang menguat terhadap mayoritas mata uang membuat rupiah terkapar yang pada pekan kemarin menguat signifikan.
Data Bloomberg menunjukkan, rupiah melemah 14 poin atau 0,10 persen menjadi Rp13.961 per dolar AS dari posisi terakhir pekan lalu Rp13.947 per dolar AS. Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menguat 94 poin menjadi Rp13.978 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.072 per dolar AS.
Editor : Ranto Rajagukguk
http://bit.ly/2GaBTwb
February 05, 2019 at 05:45AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Capai Level Keseimbangan Baru, Ini Penjelasannya"
Post a Comment