Search

Presiden Maduro: Kudeta di Venezuela Gagal

KARAKAS, iNews.id - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menegaskan upaya perebuatan kekuasaan oleh pemimpin oposisi Juan Guaido yang dibantu Amerika Serikat (AS) gagal.

Dia mengajak kubu Guaido untuk berdialog serta menunjukkan sikap saling memahami dan hormat untuk mengakhiri krisis politik di Venezuela.

"Gedung Putih menemui jalan buntu, kudeta gagal," kata Maduro, saat berbicara di peringatan 200 tahun pidato Angostura Simon Bolivar di Negara Bagian Bolivar, dikutip dari Anadolu, Sabtu (16/2/2019).

Baca Juga: Presiden Maduro: AS Ikut Campur, Venezuela Bisa Dilanda Perang Sipil

Dia juga menyalahkan AS yang berusaha mencegah dialog pemerintah dengan kubu Guaido. Menurut dia, langkah AS itu merupakan kesalahan besar.

Maduro juga menuding para pejabat di Gedung Putih memberikan nasihat yang salah terhadap Presiden Donald Trump.

"Kekaisaran Yankee menggunakan kekuatan politik, diplomatik, dan ekonomi untuk memaksakan pemerintahan boneka melalui kudeta berkelanjutan," kata Maduro.

Lebih lanjut dia mengatakan, Venezuela juga tak akan mengemis bantuan dari negara lain. Bahkan, 933 ton obat-obatan dan pasokan medis yang dikirim oleh sekutunya, yakni Rusia, China, dan Kuba pada Kamis lalu, dibayar, bukan pemberian cuma-cuma. Maduro juga yakin perekonomian negara akan membaik.

Pernyataan soal kudeta gagal ini disampaikan setelah Maduro mengakui telah mengutus Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza untuk bertemu utusan khusus AS untuk Venezuela, Elliott Abrams, di New York.

Baca Juga: Utus Menlu Bertemu Diplomat AS di New York, Presiden Maduro Terpojok?

Menurut Maduro, Menlu Arreaza bertemua dua kali dengan Abrams. Di antara yang dibahas adalah undangan dari Maduro kepada Abramas untuk datang ke Karakas. Tak disebutkan secara spesifik kapan tanggalnya, namun beberapa sumber menyebut pertemuan itu berlangsung pada awal pekan ini.

Namun Menlu AS Pompeo menganggap permintaan dialog dari Maduro itu bukan hal penting. Pompeo menilai undangan itu merupakan pertanda bahwa Maduro ditinggalkan rakyatnya.

"Fakta bahwa dia secara terbuka mengatakan ingin berdialog dengan Amerika Serikat bukan hal baru, tapi saya pikir itu menunjukkan pemahaman bahwa rakyat Venezuela menolak dia serta sistem pemerintahannya," kata Pompeo.

Venezuela diguncang aksi protes sejak 10 Januari 2019 atau saat Maduro dilantik sebagai presiden untuk masa jabatan kedua. Oposisi memboikot pemilu Venezuela dan puncaknya Guaido memproklamirkan diri sebagai presiden sementara negara itu pada 23 Januari.

Langkahnya itu tak mendapat dukungan dari militer, meskipun negara Barat dan mayoritas Amerika Latin mengakuinya.

Sementara itu pemerintahan Nicolas Maduro mendapat dukungan solid dari Rusia, Turki, China, Iran, Bolivia, Kuba, dan Meksiko.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2DN69K1
February 16, 2019 at 11:49PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Presiden Maduro: Kudeta di Venezuela Gagal"

Post a Comment

Powered by Blogger.