Menteri Rini: Harga Avtur Pertamina Sudah Kompetitif

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan, harga bahan bakar pesawat (avtur) PT Pertamina (Persero) sudah kompetitif. Pasalnya, selama ini selalu disebutkan harga avtur Pertamina lebih mahal 10-16 persen dari Singapura.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, pernyataan tersebut tidak benar karena berdasarkan kalkulasinya harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta sudah mendekati harga avtur di Singapura. Oleh karenanya, dia mempertanyakan kalkulasi pihak-pihak yang menyatakan harga avtur Pertamina mahal.

"Orang bicara avtur Pertamina mahal hitung dari mana? Kalau lihat kalkulasinya, di Soekarno-Hatta, Pertamina sudah sangat kompetitif sudah dekat sekali dengan Singapura," ujarnya di kantornya, Senin (18/2/2019).

Kendati demikian, dia mengakui harga avtur di daerah-daerah memang masih agak mahal meski sudah diturunkan beberapa waktu lalu. Hal ini dikarenakan biaya pengiriman avtur ke daerah-daerah cukup besar.

"Kemarin saya me-review di luar yang jauh seperti di Makassar itu cost masih tinggi karena pengiriman memakai pelabuhannya. Ini yang membuat supaya kita turunkan," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penurunan harga avtur beberapa waktu lalu sudah disesuaikan dengan biaya pembelian avtur. Dengan demikian, penurunan ini tidak memberatkan keuangan Pertamina.

"Tidak masalah, itu memang sudah regulasi. Tapi pembeliannya turun kan ini MOPS (Mean of Platts Singapore). Harga juga kita seusaikan dengan MOPS jadi ketika pembelian kita turun harga kita juga turun, jadi itu seuatu hal yang biasa saja,"ucapnya.

Selain itu, formula penurunan harga juga diatur dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Nomor 17 Tahun 2019 yang juga mengatur mengenai penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

"Jadi yang sebelumnya kan kita sesuaikan harga BBM dan berapa hari kemudain kita sesuaikan harga avtur. Jadi itu kita mengikuti formula dari Kepmen. Semuanya, karena itu formula berlaku untuk semua (daerah)," tutur dia.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)