Search

Kota New York Larang Diskriminasi Rambut untuk Memerangi Rasisme

NEW YORK, iNews.id - Komisi Hak Asasi Manusia Kota New York, Amerika Serikat (AS), mengeluarkan panduan kepada masyarakat untuk tidak mendiskriminasikan orang berdasarkan gaya rambut mereka.

Panduan itu bertujuan melindungi hak warga New York di sekolah, tempat kerja, dan tempat umum.

Di area-area inilah komunitas orang berkulit hitam kerap terdampak oleh kebijakan yang melarang gaya rambut tertentu, seperti afro, gimbal, dan kepang ala Afrika-Amerika atau biasa disebut cornrow.

Laporan komisi itu menyebut, gaya rambut orang-orang berkulit hitam kerap dipandang "tidak profesional". Padahal, menurut laporan tersebut, pembatasan gaya rambut justru melanggengkan stereotipe rasisme.

Ketua Komisioner HAM Kota New York, Carmelyn P Malalis, mengatakan kebijakan gaya rambut bukan soal menjaga profesionalisme.

"Melainkan membatasi perilaku orang berkulit hitam di tempat kerja, area publik, dan tempat lainnya," ujar dia, seperti dilaporkan BBC.

"Panduan ini akan membantu berbagai organisasi memahami bahwa warga kulit hitam di New York punya hak menerapkan gaya rambut apapun tanpa khawatir mendapat stigma atau pembalasan".

Brittany Saunders dan Demoya Gordon mengalami diskriminasi karena gaya rambut yang mereka kenakan. (Foto: ALICIA MCCAULEY)

Brittny Saunder dan Demoya Gordon merupakan dua perempuan yang menjadi bagian tim penyusun panduan tersebut. Mereka mengaku punya pengalaman pribadi terkait diskriminasi rambut.

"Ketika saya pertama kali bekerja, saya meluruskan rambut dengan cairan kimia karena saya paham ekspektasinya adalah saya bekerja dengan rambut lurus. Bisa bertentangan dengan ekspektasi jika saya bekerja dengan rambut alami," kata Saunders.

"Anda harus menjadi polisi untuk diri sendiri," timpal Gordon.

"Tatkala saya menjalani wawancara kerja di firma hukum, saya tahu sudah banyak skeptisisme tentang keberadaan saya sebagai perempuan berkulit hitam dan bergaya rambut gimbal dianggap tidak 'profesional'," paparnya.

Namun, hal itu ternyata tidak hanya terjadi di AS. Seorang gadis berusia 23 tahun dari Inggris mengatakan sekolahnya yang mayoritas berkulit putih melarang gaya rambut "ekstrem".

"Saya tidak yakin apa artinya itu, tetapi itu artinya cornrows. Mereka mengatakan mereka (yang berambut cornrows) berafiliasi dengan geng," katanya.

Gaya rambut Afro juga dilarang, dan disebut "mengganggu".

"Saya mengendurkan rambut saya ketika saya berumur 13, karena ketika rambut saya lurus mereka tidak keberatan," tambahnya.

Malalis pun menekankan pentingnya pedoman ini di sekolah.

"Sangat penting bagi orang muda untuk diri mereka sendiri dan untuk dihargai untuk siapa mereka," katanya.

Perusahaan ata lembaga yang didapati melanggar panduan tersebut terancam dikenai denda hingga 250.000 dolar AS atau Rp3,5 miliar.

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Is6A1F
February 21, 2019 at 03:34PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kota New York Larang Diskriminasi Rambut untuk Memerangi Rasisme"

Post a Comment

Powered by Blogger.