Search

Fasilitas Limbah Terbesar di Kamp Pengungsi Rohingya Mulai Beroperasi

COX'S BAZAAR, iNews.id - Fasilitas limbah terbesar yang pernah dibangun di permukiman pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh, mulai beroperasi; yang kini dihuni oleh hampir satu juta pengungsi minoritas Muslim-Rohingya.

Badan pengungsi PBB, UNHCR, yang mendanai proyek ini melaporkan bahwa fasilitas pengolahan itu dapat memproses limbah 150.000 manusia setiap hari.

Lebih dari 750.000 pengungsi Muslim Rohingya melarikan diri ke Cox’s Bazar sejak Agustus 2017 lalu, untuk menghindari penganiayaan dan tindakan kekerasan lain yang dilakukan militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine. Semasa penindasan oleh Myanmar sebelumnya, ribuan warga Muslim-Rohingya lainnya juga melarikan diri ke Bangladesh.

Jumlah limbah manusia di tempat-tempat penampungan padat ini sangat luar biasa banyaknya, sementara lahan yang tersedia untuk membangun kakus dan pengolahan air limbah terbatas.

"Mengolah limbah di medan seperti ini membutuhkan pendekatan inovatif," kata Juru Bicara UNHCR, Andre Mahecic, seperti dilaporkan VOA, Senin (4/2/2019).

Dia menyebut fasilitas pengolahan limbah yang baru ini sebagai langkah besar untuk menyelesaikan masalah limbah tersebut.

"Kapabilitas untuk mengolah limbah dalam volume sangat besar di lokasi itu secara langsung dibanding harus mengirimnya ke lokasi lain, merupakan langkah penting untuk membuang limbah secara aman dan berkelanjutan dalam situasi darurat ini. Hal ini akan secara signifikan mengurangi risiko kesehatan bagi para pengungsi dan masyarakat setempat, dan juga kemungkinan wabah penyakit," terang Mahecic.

Sebagai contoh, Mahecic mencatat adanya lebih dari 200.000 kasus diare akut yang dilaporkan terjadi di kamp-kamp penampungan warga minoritas Muslim-Rohingya tahun lalu. Belum lagi orang yang menderita infeksi saluran pernafasan dan penyakit kulit seperti kudis, akibat kondisi yang tidak higienis.

Mahecic mengatakan kepada VOA, UNHCR berencana membangun fasilitas pengolahan limbah serupa di lokasi lain untuk mengatasi masalah limbah manusia ini.

"Maksud saya, hasil pengolahan limbah itu pun aman. Ada produksi bio-gas yang merupakan bagian dari hasil pengolahan limbah itu, dan apa pun yang tersisa dibuat menjadi netral sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan manusia," tambahnya.

Menurut Mahecic, pihak berwenang Bangladesh menyediakan lokasi fasilitas pengolahan limbah itu, dan sejumlah pakar teknik UNHCR, badan amal Inggris OXFAM –dengan dukungan para pengungsi– membangun lokasi baru pengolahan limbah manusia itu hanya dalam waktu tujuh bulan.

Dia menambahkan, biaya awal pembangunan fasilitas itu termasuk pemasangan peralatan, pengoperasian, dan pemeliharaan hanya menelan anggaran kurang dari 400 ribu dolar.

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2S5C2XW
February 04, 2019 at 07:08PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Fasilitas Limbah Terbesar di Kamp Pengungsi Rohingya Mulai Beroperasi"

Post a Comment

Powered by Blogger.