
JAKARTA, iNews.id - Tarif tol Trans Jawa dinilai mahal untuk angkutan logistik. Padahal, tol yang menghubungkan dari Jakarta ke Surabaya ini akhirnya rampung dibangun setelah dimulai sejak 1978.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, masyarakat perlu melihat lebih cermat. Pasalnya, meski tarif yang dibanderol operator lebih mahal, namun sebanding dengan efektivitas waktu yang diberikan.
"Kemarin dua minggu lalu saya di Solo orang tidak mau lagi naik pesawat karena dia 2,5 jam sudah sampai di Solo dari Surabaya. Hal-hal seperti ini kita perlu lihat keseimbangannya. Jadi jangan terlalu buru-buru menilai seperti itu," ujarnya di kantornya, Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Menurut dia, dengan adanya jalan tol ini akan membuat perubahan perilaku masyarakat. Pasalnya, sekarang masyarakat jadi memiliki pilihan menggunakan jalan sesuai dengan kebutuhannya.
"Orang jadi punya pilihan, kalau dia tidak mau bayar dia pilih lewat Pantura, kalau mau cepat tidak ada halangan ya pilih lewat tol. Kalau orang mau cepat juga ya naik pesawat, naik mobil," ucapnya.
Oleh karenanya, predikat mahal tergantung persepsi dan kebutuhan pengguna jalan. "Jalan tol Trans Jawa terlalu mahal, yang terlalu mahal ini sebenarnya dilihat darimana?" kata dia.
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menilai tarif tol belum ekonomis untuk angkutan logistik. Hal ini membuat pengemudi truk lebih memilih untuk lewat jalan biasa.
Wakil Ketua Aptrindo Bidang Distribusi dan Logistik Kyatmaja Lookman mengatakan, penggunaan jalan tol menghabiskan sekitar Rp1,2-1,8 juta untuk kendaraan golongan II, III, IV, dan V. Dengan demikian, untuk membayar jalan tol menghabiskan 20 persen dari ongkos angkut yang sebesar Rp6-7 juta dari Jakarta-Surabaya.
"Bukan percuma (adanya jalan tol) saya rasa nilai ekonomisnya belum masuk," ujarnya saat dihubungi iNews.id, Minggu (3/2/2019).
Editor : Ranto Rajagukguk
https://ift.tt/2IocL6Y
February 21, 2019 at 04:28AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tol Trans Jawa Dinilai Mahal, Luhut: Kita Perlu Lihat Keseimbangannya"
Post a Comment