
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan pajak hingga April 2019 hanya tumbuh 1 persen menjadi Rp387 triliun sedangkan April 2018 tumbuh 10,8 persen. Hal ini mengindikasikan adanya gejolak ekonomi.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengakui, ada pelemahan ekonomi di beberapa sektor. Oleh karenanya, dia memprediksikan ekonomi tahun ini turun menjadi 5 persen.
"Betul. Ada pelemahan ekonomi karena sejalan dengan rendahnya konsumsi rumah tangga, penurunan harga komoditas perkebunan dan pertambangan, serta perlambatan industri pengolahan," ujarnya kepada iNews.id, Sabtu (18/5/2019).
Dengan adanya pelemahan ekonomi tersebut tentu penerimaan negara berupa pajak dan bukan pajak tidak akan mencapai target. Terutama untuk penerimaan yang mengandalkan komoditas ekspor.
"Realisasi penerimaan pajak tahun ini diperkirakan 85-90 persen dari target. Artinya ada shortfall 10 persen," ucapnya.
Menurut dia, kondisi ekonomi saat ini tidak lebih baik dari tahun sebelumnya. Pasalnya, ketidakpastian global terkait perang dagang masih berlanjut dari tahun sebelumnya hingga 2020.
"Bakal panjang. Sampai 2020. Kondisi sekarang makin parah karena China mau menarik diri total dari negosiasi," kata dia.
Kondisi ini diperparah dengan sentimen dalam negeri mulai dari kekhawatiran akan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) hingga turunnya kinerja hasil ekspor.
"(Kondisi tahun ini memburuk karena adanya) trade war, realisasi investasi rendah, kinerja ekspor menurun dan rendahnya harga komoditas utama. Pemilu juga punya kontribusi dalam penurunan konsumsi kelas menengah atas. Orang kaya wait and see khawatir paska pemilu ada kegaduhan dan konflik," tuturnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan, penerimaan pajak bisa menjadi salah satu indikator mengukur denyut ekonomi. Dia mengatakan, situasi internal dan eksternal telah menciptakan tekanan pada perekonomian.
"Kegiatan ekonomi yang cenderung mengalami tekanan dari dalam dan luar, telah terefleksikan ke penerimaan perpajakan," ucapnya.
Mantan direktur pelaksanan Bank Dunia itu merinci, sejumlah pos penerimaan pajak tumbuh melambat. Secara umum, kata dia, pajak nonmigas tumbuh 4,1 persen, lebih rendah dari tahun lalu yang tumbuh 10,3 persen.
Jika dibedah lebih lanjut, PPh Badan tercatat Rp94,9 triliun atau tumbuh 4,9 persen. Padahal, periode yang sama tahun lalu pertumbuhannya mencapai 23,6 persen.
Editor : Ranto Rajagukguk
http://bit.ly/2LTqF2D
May 19, 2019 at 02:03AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penerimaan Pajak Tumbuh 1 Persen, Indef: Ada Pelemahan Ekonomi"
Post a Comment