
KATHMANDU, iNews.id - Padatnya jalur ke puncak Gunung Everest pada musim ini berdampak pada kondisi para pendaki. Sejak musim pendakian dimulai dua pekan terakhir, empat orang tewas akibat tak kuat menahan suhu dingin di puncak.
Lebih dari 200 pendaki memanfaatkan cuaca cerah pada Rabu (22/5/2019) untuk mencapai puncak dari jalur Nepal dan China. Namun tim pendaki harus menunggu berjam-jam untuk mencapai puncak karena harus bergantian, demikian pula dengan turunnya. Saat menunggu itulah para pendaki rentan terserang frosbite atau radang dingin atau sakit terkait ketinggian.
Dua korban tewas terbaru adalah pendaki asal Amerika Serikat (AS) dan India. Donald Lynn Cash (55) asal AS sempat pingsan lalu meninggal di puncak ketika mengambil foto, sementara Anjali Kulkarni (55), meninggal saat perjalanan turun setelah mencapai puncak.
Tim ekspedisi yang membawa Kulkarni, Arun Treks, mengatakan, padatnya jalur pendakian ke puncak membuat perjalanan turun menjadi lama dan hal itu menjadi pemicu kematian klien mereka.
"Dia harus menunggu lama untuk mencapai puncak lalu turun. Dia tidak bisa turun seorang diri dan meninggal ketika pemandu Sherpa membawanya turun," kata Thupden Sherpa, dikutip dari AFP, Kamis (23/5/2019).
Sementara pemandu dari Pioneer Adventure yang membawa Cash, Pasang Tenje Sherpa, mengatakan, kliennya ambruk di puncak lalu meninggal dekat Hillary Step saat akan turun.
Dua korban itu menambah jumlah pendaki tewas dalam musim pendakian kali ini menjadi empat, setelah seorang warga India dan Irlandia yang meninggal pekan lalu. Warga Irlandia jatuh karena terpeleset dekat puncak.
Pendakian ke puncak tertinggi di dunia itu menjadi bisnis menguntungkan sejak Edmund Hillary dan Tenzing Norgay menjadi yang pertama menaklukannya pada 1953.
Nepal telah mengeluarkan 381 izin, rekor tertinggi sepanjang sejarah, pada musim pendakian kali ini. Setiap pendaki dipungut 11.000 dolar AS.
Sebagian besar pendaki dipandu oleh etnis Sherpa yang dikenal kekuatan dan keahlian mereka. Jika dihitung dengan Sherpa, maka ada lebih dari 750 pendaki yang sudah dan akan mencapai puncak dalam beberapa pekan mendatang, untuk jalur Nepal saja.
Sementara China mengeluarkan izin untuk 140 pendaki yang berangkat dari sayap utara gunung yakni Tibet. Dengan demikian, tahun ini akan menjadi rekor jumlah terbesar yang akan mencapai puncak Everest, mengalahkan catatan pada 2018 yang mencapai 807 orang.
Editor : Anton Suhartono
http://bit.ly/2wo5lIh
May 23, 2019 at 11:39PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jalur Gunung Everest Padat, 4 Pendaki Tewas karena Harus Antre ke Puncak"
Post a Comment