Drama Penyanderaan 4 Perempuan di Bar Prancis, Pelaku Remaja 17 Tahun

BLAGNAC, iNews.id - Empat perempuan korban penyanderaan di sebuah bar di Kota Blagnac, dekat Toulouse, Prancis, dibebaskan setelah disandera selama 5 jam, Selasa (7/5/2019) malam. Pelaku merupakan remaja pria berusia 17 tahun.

Polisi berhasil membebaskan seluruh sandera tanpa ada yang mengalami luka serius. Pelaku yang beraksi menggunakan senjata api juga berhasil dibekuk.

Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengatakan, sandera berhasil dibebaskan melalui proses negosiasi panjang. Ibu pelaku dihadirkan polisi ke lokasi untuk membantu negosiasi.

Seorang sandera, diketahui sebagai pemilik bar, dibebaskan pertama kali, disusul tak lama kemudian tiga perempuan lain. Saksi mata menyebut para perempuan itu merupakan staf bar.

Sementara itu kepala kejaksaan Toulouse Dominique Alzeari mengatakan, pelaku sudah memiliki catatan kriminal sebelumnya.

"(Pelaku) Hampir 18 tahun, memiliki catatan kepolisian atas insiden kekerasan terhadap petugas, yakni kasus perampokan dan juga berpartisipasi pada Desember (2019) dalam unjuk rasa (antipemerintah) 'rompi kuning' di mana dia ditangkap," Kepala Alzeari, dikutip dari AFP, Rabu (8/5/2019).

Meski demikian, lanjut dia, perbuatan kriminal yang dilakukan remaja itu digolongkan tak membahayakan. Polisi merahasiakan identitas pelaku, namun seorang saksi mata mengaku mengenali remaja itu sebagai 'Yanis'. Dia merupakan warga lokal.

Dia masuk ke sebuah bar pada Selasa sore menembakkan senjata dua kali dan menyandera empat pengunjung perempuan. Setelah polisi tiba, dia mengancam akan menembak petugas jika berusaha masuk.

Polisi, kata Alzeari, masih mendalami motif aksi ini. Namun dari surat yang ditemukan di rumahnya, pelaku tampaknya mengalami depresi.

Di surat itu pelaku juga menyinggung soal kesehatannya dan aksi unjuk rasa rompi kuning. Namun di sisi lain dia menegaskan tidak akan berbuat kriminal secara berlebihan.

Sebelumnya wali kota Blagnac, kota bertengga dengan Toulouse, menepis motif terorisme di balik penyanderaan.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)