
JAKARTA, iNews.id - Indonesia menawarkan sejumlah proyek infrastruktur untuk turut serta dalam program jalur sutra atau One Belt One Road (OBOR) China. Kerja sama itu diyakini pemerintah akan saling menguntungkan kedua negara.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Pandjaitan mengatakan, kerja sama Indonesia dan China dalam OBOR tidak menggunakan skema antar pemerintah (G to G)
"Kita sampai hari ini tidak ada melakukan G to G. Saya ketua investasi China, jadi kalau ada ketakutan seolah-olah Indonesia akan dijual, itu tidak terjadi," ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Rabu (8/5/2019).
Dalam program OBOR, kata dia, Indonesia menawarkan proyek di empat koridor yaitu Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali. Penetapan empat wilayah ini berdasarkan studi bersama antara Bappenas RI dan China, termasuk konsultan asing.
Mantan duta besar RI untuk Singapura itu memastikan, investasi asing, termasuk China di Indonesia harus memenuhi empat syarat. Pertama, ramah lingkungan. Kedua, memberikan nilai tambah. Ketiga, transfer teknologi. Keempat, tenaga kerja lokal diprioritaskan, termasuk membangun membangun politeknik untuk mengganti tenaga kerja asing yang bekerja pada awal proyek.
"Kamipun menyampaikan empat kriteria itu tetap jadi pegangan dan bahkan diikuti oleh berbagai negara," ujar dia.
Selain itu, Luhut juga menjamin Indonesia tidak akan masuk dalam jebakan utang (debt trap) China lewat program OBOR.
"Ada yang memperingatkan debt trap, itu untuk yang skemanya tidak seperti kita. Kita tidak melakukan perjanjian G to G, kita gunakan skema B to B (antar badan usaha). Itu sangat baik untuk mengukur risiko jebakan ini," kata Luhut.
Editor : Rahmat Fiansyah
http://bit.ly/2HaZhck
May 09, 2019 at 05:01AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ikut Proyek OBOR, Luhut Jamin Indonesia Tidak Masuk dalam Jebakan Utang China"
Post a Comment