
MANILA, iNews.id - Pemilihan umum (pemilu) paruh waktu tengah berlangsung di Filipina. Pemilu ini dianggap sebagai tolok ukur bagi popularitas Presiden Rodrigo Duterte yang sudah memimpin Filipina selama tiga tahun.
Jika dia memenangkan suara mayoritas di senat, Duterte dapat membuka peluang untuk mengubah konstitusi dan mengembalikan hukuman mati.
Sekitar 61 juta orang dari lebih 7.000 pulau terdaftar sebagai lokasi pemilih dalam pemilu tingkat nasional, provinsi, dan kota ini. Pemungutan suara digelar pada Senin (13/5/2019), sejak pukul 06.00 waktu setempat hingga 18.00.
Tiga anak Duterte turut bertarung dalam pemilu di tingkat daerah, termasuk putrinya, Sara, yang berusaha terpilih lagi menjadi wali kota Davao.
Sejak dekade 1980-an, Duterte cukup lama duduk menjadi orang nomor satu di Davao, sebelum akhirnya terpilih menjadi presiden Filipina. Sara digadang-gadang sejumlah kalangan akan menjadi penerus ayahnya pada pemilu 2022.
Sementara putra Duterte, Sebastian, kini tak memiliki pesaing dalam upaya menjadi wakil wali kota Davao. Adapun Paolo, putra tertua Duterte, mengincar satu kursi di DPR tingkat pusat.
Apa yang dipertarungkan dalam pemilu ini?
Pertarungan besar terjadi dalam upaya menguasai Senat, majelis tinggi dalam parlemen Filipina. Duterte saat ini tidak menguasai mayoritas suara Senat. Namun beragam jajak pendapat independen menunjukkan, Duterte kini memiliki peluang besar untuk menguasai Senat.
Majelis tinggi parlemen Filipina kerap menjadi penyeimbang dan pengkoreksi kebijakan Duterte yang kontroversial. Setengah dari total 24 kursi senat kini terbuka untuk diperebutkan.
Pihak oposisi selama ini terus menentang kebijakan Duterte dalam menanggulangi kejahatan narkotik, yang disebut menewaskan ribuan terduga pengedar dan pengguna. Program tersebut selama ini juga dikritik lembaga hak asasi manusia.
Meski dunia internasional menentang perang berdarah melawan narkoba yang dijalankan Duterte, dia tetap meraup popularitas di Filipina.
Sebuah survei baru-baru ini menyebut penerimaan publik terhadapnya mencapai 79 persen, capaian yang barangkali hanya bisa dimimpikan politikus negara Barat untuk melanjutkan kepemimpinan mereka ke periode selanjutnya.
Untuk mengetahui pendekatan Duterte, BBC mengunjungi basis pendukungnya di Davao, yang berada di bagian selatan Filipina.
Di seluruh kota itu terdapat poster ala Big Brother yang memperingatkan para pelaku kejahatan tentang respons keras pemerintah terhadap mereka.
Warga lokal berkata kepada BBC, mereka menyukai gaya tangan besi Duterte. Mereka menganggap pendekatan itu mampu menakut-nakuti para pelanggar hukum.
Dalam skala nasional, para kandidat anggota Senat dari partainya mengkampanyekan pemberlakuan kembali hukuman mati bagi pegedar narkotik. Mereka juga mengajukan wacana menurunkan batas minimum usia pelaku kejahatan, menjadi 12 tahun.
Oposisi yang dianggap lebih liberal tampak terkejut dengan usulan dan arah pemerintahan yang dikendalikan Duterte.
Jika Duterte menang pada pemilu sela ini, dia akan menguasai Senat sepenuhnya serta dapat meloloskan berbagai usulan undang-undang yang dikehendakinya.
Editor : Nathania Riris Michico
http://bit.ly/2WOxyTO
May 14, 2019 at 03:45AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemilu Paruh Waktu Filipina, Bisakah Duterte Kuasai Senat dengan Popularitasnya?"
Post a Comment