
BANJARBARU, iNews.id - Kementerian Pertanian (Kementan) tidak pernah menyerah untuk meningkatkan produksi padi meskipun terkendala dalam mencetak lahan sawah baru. Tak habis akal, Kementan pun memanfaat lahan rawa dengan optimasi melalui program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).
Namun, memanfaatkan lahan rawa tidaklah mudah. Begitu banyak tantangan yang harus dihadapi. "Tidak sedikit tantangannya. Pertama, areal pertanian tergenang pada musim hujan (rendeng). Kedua, infrastruktur irigasi di lahan rawa belum lengkap. Kemudian keterbatasan tenaga kerja pertanian dan jaminan harga dan pemasaran rendah," Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy dalam keterangannya, Minggu (12/5/2019).
Meski berat, lanjut Sarwo Edhy, potensi lahan rawa yang siap untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian harus dilakukan. Pasalnya, ini diperlukan untuk mewujudkan Indonesia jadi lumbung pangan. Apalagi, terjadi penurunan Data Eksisting Luas Lahan Sawah menjadi sekitar 7,7 juta ha menurut versi validasi BPS.
"Pengamanan ketahanan pangan nasional melalui jumlah hasil produksi juga perlu terus ditingkatkan. Ini juga sebagai upaya peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan Luas Areal Tanam komoditas pertanian. Lalu sasaran akhir kedaulatan pangan pada tahun 2045," tutur Sarwo Edhy.
Yang menjadi sasaran Kementan untuk kegiatan optimasi lahan rawa ada di tiga provinsi, yakni Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Bila ditotal, terdapat persawahan yang dapat dioptimalkan di lahan rawa dengan alokasinua seluas 500.000 ha.
Adapun prinsip desain tata kelola air di lahan rawa dapat mengatasi sejumlah kendala di antaranya dapat mengatasi kekurangan air segar (air baku pertanian) pada saat musim kemarau, mampu membuang kelebihan air pada saat musim hujan, mampu memproteksi lahan dari genangan banjir pada saat musim hujan, dan secara operasional bisa melakukan sirkulasi untuk mengatasi masalah kualitas air.
Sementara, yang sudah dilakukan Kementan antara lain Survei Investigasi & Design (SID) sederhana, rehabilitasi jaringan irigasi, memberikan bantuan alsintan pra dan pascapanen. Juga ada bantuan SAPRODI (Benih, Pupuk, Dolomit, Herbisida), integrasi budidaya hortikultura, ternak, ikan, Pengembangan Usaha melalui Kelompok Usaha bersama (KUB), dan melibatkan petani millenial.
"Progres terkini sudah ada penyelesaian SID/Detail Engineering Design (DED) oleh konsultan lokal. Administrasi kegiatan di tingkat Propinsi/Kabupaten juga selesai. Kemudian pemberkasan bantuan Pemerintah untuk kegiatan kontruksi pelaksanaan kontruksi pada lokasi yang sudah selesai SID/DED," tuturnya.
Editor : Ranto Rajagukguk
http://bit.ly/2JyNHsR
May 13, 2019 at 02:02AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kementan Sukseskan Program Serasi demi Kedaulatan Pangan"
Post a Comment