JAKARTA, iNews.id - Banyak permasalahan yang dihadapi remaja di Indonesia. Mulai dari pernikahan dini, seks pranikah hingga terlibat dalam penggunaan narkoba yang dilatarbelakangi beragam faktor.
Indonesia juga masih memiliki tingkat pernikahan dini dan angka perceraian tinggi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) persentase pernikahan dini di Tanah Air meningkat 15,66 persen pada 2018, dari 14,18 persen di tahun sebelumnya.
Ini berdampak pada generasi ke depan terkait dengan pola asuh kedua orangtua yang menikah dini. Padahal, remaja adalah calon sumber daya manusia unggul untuk membuat Indonesia maju.
"Untuk menuju Indonesia maju, pasti membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Remaja nantinya juga calon pasangan usia subur, menjadi pahlawan keluarga yang sejahtera, damai, dan tentram," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam acara Apresiasi Duta Genre dan Jambore Ajang Kreativitas Genre di Hotel Ciputra, Grogol, Jakarta Barat, Senin (16/12/2019) malam.
Selain itu, pernikahan dini menimbulkan masalah baru yaitu risiko tinggi terhadap kehamilan dini dan kehamilan tidak diinginkan, dengan konsekuensi ancaman kehidupan remaja putri dan calon anak.
Sebab itu, upaya preventif untuk menekan pernikahan dini akan membantu penurunan risiko infeksi pada saat melahirkan, bahkan 'ancaman' kematian pada saat ibu melahirkan, serta bayi cacat lahir.
Bila tren ini terus berlanjut, 142 juta remaja putri akan menikah sebelum mereka berusia 18 tahun sebelum 2020. Hal ini berarti 14,2 juta remaja putri menikah setiap tahun atau 39.000 setiap hari.
Melihat latar belakang demikian, Hasto mengajak remaja untuk lebih aware terhadap pendidikan kesehatan reproduksi. Sebelum menikah, penting untuk tahu tentang kesehatan reproduksi, pola asuh anak yang benar, serta bagaimana menjaga keharmonisan keluarga.
"Ada beberapa yang saya titipkan kepada remaja-remaja Indonesia yaitu mengetahui tentang kesehatan reproduksi. Hari ini minim sekali yang mengetahui kesehatan reproduksi, padahal itu penting," ujarnya.
Kesiapan berkeluarga, kata Hasto, juga merupakan salah satu kunci terbangunnya ketahanan keluarga yang berkualitas, sehingga kelak diharapkan mampu melahirkan generasi berkualitas.


Editor : Dani Dahwilani
https://ift.tt/2EqwrCi
December 17, 2019 at 08:12AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pernikahan Dini di Indonesia Meningkat, BKKBN Ingatkan Kesehatan Reproduksi"
Post a Comment