
LOS ANGELES, iNews.id - Survei mengungkapkan konsumen di China jauh lebih terbuka terhadap gagasan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) serta teknologi self-driving (otonom) daripada orang Eropa dan Amerika Serikat (AS). Kok bisa?
Dilansir dari Carscoops, Selasa (10/12/2019), berdasarkan survei OC&C Strategy Consultants, 90 persen responden China mempertimbangkan, kemungkinan besar akan, atau pasti membeli mobil listrik. Sementara di negara Eropa, yakni Jerman, Prancis, dan Inggris, antara 64 persen dan 77 persen responden mengatakan hal sama. Sedangkan di Amerika Serikat, sekitar setengahnya mengatakan EV akan menjadi pembelian mobil berikutnya.
Selain itu, tidak kurang dari 90 persen konsumen China mengatakan mereka terbuka untuk opsi mobilitas berbagi. Sementara mayoritas responden di Eropa dan Amerika Serikat ingin mempertahankan kepemilikan kendaraan pribadi.
Orang-orang di Eropa dan AS mengatakan, memiliki kendaraan merupakan simbol status penting. Memiliki mobil sendiri lebih nyaman dan dapat diandalkan daripada menggunakan layanan berbagi mobil.
Sementara terkait teknologi mengemudi otonom, sekitar sepertiga konsumen di Barat tidak percaya pada mobil self-driving, sedangkan di China hanya 4 persen (96 persen percaya).
Dalam riset tersebut, OC&C Strategy Consultants menyurvei sekitar 2.000 konsumen pada Maret-April 2019 melalui jajak pendapat online.
Ini bukan pertama kalinya konsumen menyatakan ketidakpercayaan pada kendaraan otonom. Dalam survei American Automobile Association pada awal 2019, sebanyak 71 persen konsumen takut mengendarai kendaraan otonom. Ini menunjukkan mayoritas orang barat belum siap menyerahkan kunci mobil mereka.
Editor : Dani Dahwilani
https://ift.tt/35cCNRO
December 10, 2019 at 07:33AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Survei: China Lebih Tertarik Mobil Listrik serta Otonom Dibanding Orang Eropa dan Amerika"
Post a Comment