Viral, Pria Ini Jalan-Jalan Sambil Bawa Singa Peliharaan

KARACHI, iNews.id - Pengguna jalan di Kota Karachi, Pakistan, baru-baru ini dihebohkan dengan suara auman singa. Jelas, itu bukan suara dari radio atau telepon genggam, melainkan sungguhan.

Singa dewasa itu berada di mobil yang dinaiki dua pria kakak-adik, Hassan Hussain dan Hamzah. Singa itu diikat di jok belakang mobil.

Dalam keterangannya, kakak-adik pemilik restoran itu mengungkap, singa yang mereka bawa berusia 2 tahun 2 bulan, cukup besar untuk bisa memangsa siapa saja.

Dia dilahirkan di lahan pertanian milik keluarga. Sayangnya, setelah melahirkan, sang induk berhenti menyusui, sehingga pasangan kakak-adik itu memutuskan merawat secara mandiri.

[embedded content]

Mereka memberi nama singa itu Simba, diambil dari karakter film Disney berjudul 'The Lion King'. Menurut Hassan, Simba sudah menjadi bagian dari keluarga.

Sebenarnya itu bukan kesempatan pertama Simba dibawa berjalan-jalan. Sebelumnya, dia beberapa kali dibawa Hassan Hussain dan Hamzah balanja ke pasar untuk mencari kebutuhan restoran. Tentu saja dia tak dibawa masuk pasar, tapi dibiarkan di dalam mobil agar tak dicuri atau dicelakai orang lain.

Tak hanya dengan keluarganya, Simba ternyata juga akrab dengan warga sekitar. Ini terlihat saat dia dikerumuni banyak orang di dekat rumah tuannya.

"Saya tak takut tinggal dengannya, dia sudah seperti adik atau bayi saya. Saya berani meletakkan tangan di mulutnya, memeluk dan membelai. Dia menyukai itu," kata Hassan, dikutip dari Daily Mail, Selasa (2/4/2019).

(Hassan bermain dengan Simba/Foto: Barcroft)

Simba diberi makanan terbaik yakni 5 kilogram daging sapi dan terkadang daging kambing.

"Dia tidak menyukai ayam dan tidak pernah memakannya," katanya.

Singa jenis Maasai itu ditemukan di negara-negara Afrika timur seperti Kenya, Ethiopia, dan Tanzania. Sementara di Pakistan, singa jenis ini sudah punah sejak pertengahan 1800-an.

Pemerintah Pakistan memberlakukan izin yang rumit bagi warganya yang ingin mengimpor dan memelihara hewan buas.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)