
JAKARTA, iNews.id – Tarif batas bawah tiket pesawat resmi dinaikkan dari 30 persen menjadi 35 persen dari batas atas. Penyesuaian ini diharapkan mendorong maskapai penerbangan nasional menyesuaikan tarif tiket pesawat yang tak kunjung turun meski masuk masa permintaan rendah (low season).
Merespons aturan baru ini, sejumlah maskapai penerbangan memang melakukan penyesuaian harga tiket pesawat. Namun, dua maskapai besar yang mendominasi pasar belum menerapkan penyesuaian tarif yang semestinya saat masuk low season.
Garuda Indonesia menerapkan promo hingga 50 persen tarif tiket pesawat ke seluruh rute. Sementara Lion Air menurunkan tarif harga secara permanen. Namun, keduanya dinilai belum menyelesaikan masalah yang kini sangat diresahkan masyarakat karena penyesuian harga tersebut tak permanen, dan sekalipun turun, sangatlah kecil.
Garuda Indonesia misalnya, hanya memberikan promo dalam batas waktu tertentu. Saat promo tersebut habis, otomatis masyarakat tetap membeli tiket pesawat dengan harga yang mahal. Untuk itu, maskapai tersebut diharapkan menurunkan tarif agar mengurangi beban masyarakat yang kini kesulitan dalam bermobilitas menggunakan pesawat.
“Mahalnya tiket pesawat berpotensi menekan secara signifikan mobilitas orang khususnya mobilitas yang harus menggunakan pesawat terbang karena alasan waktu dan konektivitas,” ujar Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, Kamis (4/4/2019).
Dia menilai, harga tiket pesawat yang tak kunjung turun hanya akan mengganggu program pemerintah yang kini tengah menggenjot sektor pariwisata. Garuda Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seharusnya mendukung program pemerintah yang ingin mengembangkan seluruh destinasi wisata Tanah Air agar bisa dikunjungi banyak wisatawan.
Bila harga tiket pesawat tetap mahal, ekonomi setempat di lokasi wisata pun bisa mandek. Adapun dampak yang paling tertekan adalah sektor usaha kecil menengah (UMKM) yang bergantung dari kunjungan wisatawan.
“Kalau itu terjadi yang terkena bukan saja sektor-sektor terkait dengan pariwisata seperti hotel dan restauran, tetapi juga hingga industri kecil mulai dari makanan, pakaian, hingga souvenir,” ujarnya.
Editor : Ranto Rajagukguk
https://ift.tt/2uL8y3N
April 04, 2019 at 11:13PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tiket Mahal Garuda Ancam Pariwisata Indonesia"
Post a Comment