Search

Terus Didemo Rakyat, Presiden Aljazair Akhirnya Mengundurkan Diri

ALJIR, iNews.id - Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika akan mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir. Pria berusia 82 tahun yang sudah berkuasa selama 20 tahun itu akan memastikan lembaga negara berfungsi sebelum berhenti.

Dilaporkan BBC, Selasa (2/4/2019), kabar ini muncul setelah protes massa menuntut pengunduran dirinya selama berminggu-minggu. Hal ini menyebabkan Bouteflika membatalkan niatnya kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk masa jabatan kelima.

Pengunduran diri ini merupakan perkembangan terbaru dalam serangkaian langkah yang bertujuan untuk meredakan protes jutaan warga Aljazair atas kekuasaan Bouteflika.

Menurut Aljazair Press Service, mengutip pernyataan kantor presiden, pria yang tengah sakit itu mengundukan diri sebelum 28 April. Bouteflika mengumumkan bulan lalu bahwa dia menginginkan masa jabatan kelima, namun saat itu dia berhadapan dengan aksi protes besar-besaran dan memutuskan mundur.

Stasiun televisi pemerintah melaporkan bahwa pernyataan ini mengikuti perombakan besar-besaran pemerintah Aljazair sehari sebelumnya yang mengganti 27 menteri kabinet menjadi 21.

"Bouteflika akan membuat keputusan penting untuk memastikan keberlangsungan fungsi lembaga-lembaga negara selama masa transisi," demikian pernyataan kantor presiden.

Bouteflika memerintah negara itu selama hampir 20 tahun. Namun pada 2013, dia lumpuh akibat stroke dan sejak itu tidak lagi berbicara di depan umum. Dalam penampilan yang jarang di muka umum, dia tidak pernah terlihat tanpa kursi roda dan hampir tidak bisa mencatat apa yang ada di hadapannya.

Banyak yang percaya kekuatan sesungguhnya di negara itu terletak pada komplotan militer dan elit bisnis, yang dikenal sebagai "Le Pouvoir," atau Kekuasaan. Komplotan ini mencakup adik presiden, Said Bouteflika, dan panglima militer Letnan Jenderal Ahmed Gaid Salah (79).

Ketika Bouteflika mengumumkan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima dalam pilpres yang ditetapkan pada 18 April mendatang, puluhan ribu orang dari berbagai kelas sosial membanjiri jalan-jalan kota secara nasional untuk melakukan protes.

Bouteflika terlalu sakit untuk mengumumkan pencalonannya dan harus mengadakan konfirmasi resmi bahwa dia masih hidup.

Sejak itu, presiden -atau kelompok di belakangnya- menawarkan serangkaian konsesi, untuk memberikan sedikit dampak.

Pertama, dia mengatakan dia hanya akan menjalani satu tahun masa jabatannya jika terpilih kembali. Kemudian dia membatalkan tawaran itu dan mengatakan akan mengubah pemerintah dan memperpanjang masa jabatannya yang keempat sehingga bisa mengelola rancangan konstitusi baru.

Namun, langkah-langkah itu tidak mampu meredam amarah warga; demonstrasi tumbuh menjadi kuat, lebih dari satu juta orang di protes di ibu kota Aljir.

Sementara itu, sekelompok tokoh politik dan militer, termasuk dari partai Front Pembebasan Nasional yang berkuasa, mulai menyalahkan Bouteflika. Mereka menyerukan pemberlakukan sebuah pasal dalam konstitusi yang memandang Bouteflika dinyatakan tidak layak untuk bertugas.

Namun tidak jelas siapa yang akan mengambil alih kursi kekuasaan.

Sistem politik Aljazair didominasi oleh veteran perang kemerdekaan dari Prancis yang berakhir pada 1962.

Konstitusi Aljazair mengamanatkan bahwa ketua majelis tinggi parlemen akan menjadi presiden sementara sampai pemilu diadakan dalam waktu 90 hari.

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2VaWioB
April 02, 2019 at 04:52PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Terus Didemo Rakyat, Presiden Aljazair Akhirnya Mengundurkan Diri"

Post a Comment

Powered by Blogger.