BORDEAUX, iNews.id - Pria asal Prancis, Jean Jacques Savin, hampir menyelesaikan perjalanan seorang diri menyeberangi Samudera Atlantik. Dia memulai perjalanan pada Desember 2018 dari Kepulauan Canary di Afrika Barat dan dijadwalkan tiba di Karibia, Amerika Latin, dalam waktu dekat.
Savin menghabiskan waktu sekitar 100 hari berlayar menggunakan perahu yang didesain seperti tong kayu. Selama mengarungi samudera, Savin berada di dalam tong yang interiornya didesain sedemikian rupa seperti rumah.
"Hari-hari berlalu terlalu cepat. Saya tidak bosan sama sekali," kata Savin, melalui telepon satelit, dikutip dari AFP, Kamis (4/4/2019).
Mantan penerjun payung Prancis dan atlet triatlon itu mengandalkan pelayarannya pada gelombang laut, tak ada mesin yang mengarahkan perahu tongnya ke tujuan.
Arah gelombang dan angin berubah-ubah sehingga memperlambat lajunya ke tujuan, namun Savin mengaku menikmati setiap waktu yang dihabiskan di tengah lautan. Dia merasakan kebebasan sambil mengagumi kekayaan satwa laut.
Perahu tong itu berukuran 3x,2,1 meter dengan berat kosong 450 kilogram. Bahannya dari kayu berlapis yang permukaannya dibaluri resin untuk menahan dari terjangan gelombang dan serangan ikan paus orca.
Di dalam perahu berbentuk seperti kapsul itu terdapat ruang yang cukup untuk menampung tempat tidur, peralatan dapur, serta penyimpanan.
Jendela dibuat di beberapa pagian, termasuk lantai, sehingga memungkinkan Savin melihat ikan yang melintas di bawah perahu.
Setelah menempuh jarak 4.000 kilometer, dia memperkirakan akan mencapai tujuan sekitar 1.000 km lagi.
"Saya kira akan tiba sekitar 20 April, tapi saya tidak yakin di mana, kemungkinan Republik Dominika," ujar pria 72 tahun itu.
Namun dia berharap perahu tongnya mengakhiri perjalanan di Martinik atau Guadaloupe. Dua wilayah itu masih masuk kekuasaan Prancis sehingga akan mudah baginya untuk memulangkan perahunya.
Savin pun membagi pengalaman pahit selama perjalanan. Pada akhir Februari, perahu tongnya nyaris ditabrak kapal kargo yang tidak menanggapi panggilan radio.
"Saya menembakkan suar. Rasanya seperti terjebak di rel kereta api dan saya sedang menonton kereta yang melaju," tuturnya.
Namun, itu bukan peristiwa paling berbahaya. Pada 28 Maret, bagian depan perahunya dihantam ombak besar dan nyaris terbalik. Dia pun memberanikan diri keluar dengan mengikatkan diri dengan tali demi memperbaiki alat stabilizer vertikal. Saat itu posisinya menggantung sehingga terkadang seluruh tubuhnya masuk air. Butuh waktu setengah jam untuk memperbaikinya.
Savin kemudian mengunggah foto tubuhnya yang memar di Facebook.
Selama perjalanan, dia memakan ikan yang langsung ditangkap, di samping perbekalan makanan beku yang dibawa dari Prancis. Stoknya diisi kembali saat singgah di kapal oseanografi AS, Ronald H Brown, di Charleston, Carolina Selatan.
"Mereka memanjakan saya. Saya mendapat surat, kaos, dan banyak cokelat," katanya.
Setelah menempuh perjalanan ini dia berencana menulis buku. Permintaan untuk tampil di televisi atau acara off air pun mengalir.
Savin juga menyiapkan diri untuk tantangan selanjutnya, yakni berenang seorang diri melintasi Selat Inggris.
Editor : Anton Suhartono
https://ift.tt/2OMr98y
April 05, 2019 at 01:15PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Edan, Pria Ini Seberangi Samudera Atlantik Pakai Perahu Berbentuk Tong"
Post a Comment